Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Bulan Kemanusiaan RTC] Kisah Sang Petani

27 Juli 2016   23:10 Diperbarui: 27 Juli 2016   23:14 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: news.okezone.com

Di ujung tingkapan desa permai

Alam membentang indah

Kau menyusuri jalanan sawah dan ladang hari-hari

Tak peduli perihnya kehidupan

Bagimu, pesona terik mentari menjadi makanan setiap harinya

Walau pagi berselimut mendung

Langkah mu tak gontai

Kau tetap terus berjalan

Setapak demi setapak kau jalani

Kerasnya tapak kaki menjadi saksi bisu perjalananmu

Kau bajak dengan semangat membaja

Biar peluh bercucur deras melumuri tubuh

Basah bermandi keringat

Sampai berdenting dari bawah dagu

Kau anggap salju di badan hitammu

Bocah-bocah sudah menunggu

Bulir-bulir padi menjadi nasi yang kau dapatkan

Kadang sesuap nasi

Nyaris hanya sebulir

Oh! peluhmu tak bisa terbalas lagi

Oh! Di kau sang petani penanam padi

Sungguh besar perjuanganmu hari-hari

Demi menghasilkan padi yang berisi

Untuk sesuap nasi kebutuhan sehari-sehari

Bagimu dan bagi semua orang yang mengingini

Di lelah sepanjang hari

Di sisa butiran daki

Duduk di atas lumpur padi

Berharap juga punya asisten pribadi

Atau jadi petani berdasi!

Gambar ilustrasi: R.Soeyono Poerboyo – Plus.Google.com
Gambar ilustrasi: R.Soeyono Poerboyo – Plus.Google.com
Saat gagal panen….

Risau masyarakat kau tak peduli

Kau tetap bernyanyi bagai burung pipit

Mengayun ke sana ke mari

Hingga senja menjelang

***

Meulaboh Aceh,   27 Juli 2016

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Bulan Kemanusiaan RTC

logo-baru-rtc-dok rumpies the club
logo-baru-rtc-dok rumpies the club

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun