Mohon tunggu...
Ikhwan Sopa
Ikhwan Sopa Mohon Tunggu... -

Ikhwan Sopa - qacomm.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Pikiran dan Perasaan

1 Oktober 2013   11:21 Diperbarui: 4 April 2017   16:11 2217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hati nurani diciptakan hanya untuk satu tujuan, yaitu untuk didengarkan.”

Hidup ini pilihan, maka pililah untuk mendengar.

Memilih itu bebas, tapi sekali memlih kita akan terikat. Pikiran dan perasaan yang kita pilih akan mengikat kita di dalam hidup yang diisi pikiran dan perasaan itu.

Kita, tidak bisa tidak memilih sebab tidak memilih adalah juga pilihan. Pililah yang memberdayakan kehidupan.

Pikiran dan perasaan kita bukanlah kita, kita adalah pemilik keduanya. Sebagai pemilik tanggungjawab kita adalah mengelola keduanya.

"Pikiran mengkreasi rasa, perasaan mengarahkan pikir."

Kita, tidak bisa tidak berpikir sebab tidak berpikir adalah pikiran yang sedang mengamati. Sadarilah apa yang sedang kita amati, sebab panca indera yang mengamati - keluar atau ke dalam - akan menciptakan makna-makna.

Kita, tidak bisa tidak merasa sebab tak merasakan apa-apa adalah sebuah perasaan yang tanpa makna. Untuk setiap perasaan, nyaman atau tidak nyaman, cermatilah sebagai sinyal yang meminta perhatian. Perhatian kita adalah untuk melekatkan makna. Ingatlah bahwa sakitpun sebenarnya adalah kebaikan yang disembunyikan - http://www.youtube.com/watch?v=n6iOUW523BE

Kita, tidak bisa tidak memutuskan sebab tidak memutuskan adalah sebuah keputusan. Memutuskan adalah memilih keadaan merdeka yang tidak lagi terikat dengan apa yang diputuskan.

Kita, tidak bisa tidak menginginkan sebab tidak menginginkan adalah keinginan yang menolak. Milikilah tujuan dan cita-cita yang membaikkan kehidupan.

Kita, tidak bisa tidak berharap sebab tidak berharap adalah mengharapkan keajaiban. Padahal, harapan itulah sumber keajaiban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun