Mohon tunggu...
Ikhwan Prasetiyo
Ikhwan Prasetiyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa, concern terhadap bidang sosial politik, pertanian, dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pertanian Bogor

3 Oktober 2024   09:40 Diperbarui: 3 Oktober 2024   09:43 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Diolah dari Aiko Kurasawa, 1993:83)

Kesulitan ekonomi memaksa petani Bogor mencari alternatif di sektor non-pertanian seperti perdagangan, jasa, dan pertukangan. Namun, masuk ke sektor ini tidaklah mudah karena memerlukan modal dan keterampilan khusus. Sebagai contoh, untuk memulai bisnis kecil seperti penjualan makanan, petani harus meminjam modal dari pengusaha etnis Tionghoa di Bogor. Sektor transportasi pun mulai beralih dari becak dan delman ke kendaraan bermesin, yang memerlukan keterampilan dan koneksi.

Pada masa awal 1960-an, petani di Bogor terpaksa keluar dari sektor pertanian karena sektor tersebut tidak lagi mampu memberikan penghidupan yang layak. Meskipun demikian, sektor non-pertanian yang mereka coba masuki juga penuh tantangan dan persaingan yang tidak kalah sulit.

Tulisan ini bersumber dari :

Saring, Barkah J, Husin H. 2017. Diantara Bayang-Bayang Eksploitasi Perkebunan dan Involusi Pertanian : Kehidupan Petani di Bogor 1905-1960an. Seminar Nasional Desain dan Media. 170-190. ISSBN no. 978-602-5018-1-4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun