Agus Mustofa berpendapat bahwa Mi'raj bukanlah momen untuk menerima perintah shalat, melainkan untuk menunjukkan kepada Rasulullah kebesaran ciptaan Allah. Dalam Al-Qur'an surah An-Najm, disebutkan bahwa Rasulullah melihat tanda-tanda kebesaran Allah di Sidratul Muntaha, bukan untuk bertemu Allah secara fisik.
QS. An Najm (53): 14-18
Di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal (lambang keindahan tiada tara), ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu (misteri) yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling (terpaku & terpesona) dari apa yang dilihatnya dan tidak (bisa) melampauinya (tidka bisa melihat apa yang ada di baliknya). Sesungguhnya dia telah melihat sebagian ayat-ayat (kekuasaan) Tuhannya yang paling hebat.
Napak Tilas Perjuangan Nabi Ibrahim
Isra' Mi'raj memiliki makna simbolis yang mendalam. Perjalanan dari Mekah ke Palestina adalah napak tilas perjuangan Nabi Ibrahim dan keturunannya. Palestina merupakan pusat dakwah Nabi Ibrahim dan para nabi keturunannya, sedangkan Mekah adalah pusat dakwah Nabi Ismail dan Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan perjalanan ini, Rasulullah seolah-olah diingatkan akan perjuangan para nabi sebelumnya, sekaligus menguatkan beliau yang saat itu sedang berada di titik terendah dalam perjuangan dakwahnya.
Setelah peristiwa Isra' Mi'raj, Rasulullah menjadi lebih termotivasi untuk melanjutkan dakwahnya. Beliau hijrah ke Madinah, dan akhirnya berhasil menaklukkan Mekah. Perjalanan ini memberikan pelajaran bahwa di balik kesulitan, selalu ada kemudahan, dan perjuangan yang penuh keyakinan akan membuahkan hasil.
Refleksi dan Hikmah
Perintah shalat telah disampaikan melalui wahyu-wahyu sebelumnya. Berikut penjelasannya:
- Sejak zaman Nabi Ibrahim hingga Nabi Isa, shalat dan sujud sudah menjadi bagian dari perintah ibadah mereka. Ketika Nabi Muhammad SAW melaksanakan Isra' Mi'raj, beliau juga telah menjalankan shalat, sebagaimana tergambar dalam berbagai hadis yang menyebutkan beliau shalat bersama arwah para nabi.
- Tata cara shalat dan wudhu telah diajarkan kepada Rasulullah SAW oleh Malaikat Jibril pada awal masa kenabian, beriringan dengan turunnya Surah Al-Fatihah, yang kemudian dijadikan bacaan dalam shalat.
- Selama perjalanan Isra' Mi'raj, Rasulullah SAW juga melaksanakan shalat bersama arwah para nabi.
- Perintah shalat lima waktu disebutkan dalam Al-Qur'an melalui wahyu, salah satunya di Surah Al-Isra' ayat 78:
"Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir hingga gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."
Perintah shalat sebenarnya diturunkan melalui wahyu biasa dalam Al-Qur'an, sedangkan Isra' Mi'raj memiliki tujuan berbeda, yaitu memotivasi Rasulullah SAW dalam kondisi sulit dengan menunjukkan kebesaran Allah dan penciptaan jagad raya. Peristiwa ini membangkitkan kembali semangat perjuangan Rasulullah.
Isra' Mi'raj bukan hanya sebuah kisah luar biasa, tetapi peristiwa penuh hikmah yang harus dipahami secara mendalam. Kisah ini mengajarkan tentang kebesaran Allah, kekuatan iman, dan pentingnya perjuangan. Dengan memahami substansi Isra' Mi'raj, kita dapat mengambil pelajaran yang relevan bagi kehidupan.