Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ramadhan, Pendidikan dan Keberagaman di Sekolah Terpencil

13 Januari 2025   15:53 Diperbarui: 13 Januari 2025   16:21 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala sekolah dan guru sekolah terpencil, SMPN 28 Sigi menyambut siswa (dokpri)

Penerapan libur sekolah selama Ramadan memiliki sejarah yang beragam di berbagai negara, tergantung pada tradisi budaya, kebijakan pendidikan, dan mayoritas agama di masing-masing wilayah.

Di Indonesia, tradisi libur sekolah selama Ramadan sudah berlangsung cukup lama dan memiliki alasan historis, sosial, serta budaya yang kuat. Berikut adalah sejarah singkat penerapan kebijakan ini:

1. Awal Tradisi di Indonesia

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, kebijakan pendidikan disesuaikan dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam. Libur sekolah selama Ramadan menjadi bagian dari upaya menghormati bulan suci tersebut. Tradisi ini bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih fokus menjalankan ibadah, seperti puasa, salat tarawih, dan membaca Al-Qur'an.

2. Periode Orde Lama

Pada masa pemerintahan Soekarno (1945–1965), pendidikan bersifat nasionalis dengan pendekatan yang lebih fleksibel terhadap kebijakan lokal. Selama Ramadan, banyak sekolah, terutama di daerah mayoritas Muslim, mengurangi jam belajar atau memberikan libur lebih panjang. Namun, kebijakan ini tidak seragam di seluruh wilayah Indonesia.

3. Periode Orde Baru

Pada era Soeharto (1966–1998), penerapan libur sekolah selama Ramadan lebih terstruktur. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai menetapkan jadwal libur secara nasional untuk memberikan kesempatan kepada siswa dan guru Muslim menjalankan ibadah selama Ramadan. Biasanya, sekolah diliburkan menjelang Lebaran atau beberapa hari terakhir Ramadan, yang dikenal sebagai "libur Idulfitri."

Selain itu, beberapa sekolah mulai menyelenggarakan kegiatan pesantren kilat selama Ramadan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendidik siswa tentang nilai-nilai Islam, memperdalam pemahaman agama, serta menanamkan semangat beribadah selama bulan suci.

4. Reformasi dan Kebijakan Desentralisasi

Setelah Reformasi 1998, kebijakan pendidikan mengalami desentralisasi, yang memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Akibatnya, penerapan libur sekolah selama Ramadan menjadi lebih bervariasi, tergantung pada daerah dan tradisi setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun