Sederhananya ada Demand, ada Supply dan ada pialang (Bahasa kitanya ya makelar gitu)
Budaya ini baik atau tidak?
Tentu saja tergantung pada bagaimana cara pandang kita.
Money politics sebuah fenomena yang terdengar seperti dosa besar tetapi terus dan terus dilakukan, hal ini dilakukan karena itu tadi, elemen terjadinya money politics lengkap sudah, ada produsen, ada konsumen dan ada "wirausahawan"nya. Mirip-mirip dengan prostitusi, ada yang Wanita Nakal, ada Lelaki hidung belang dan ada mucikarinya. Maka transaksi ini terjadi dan semua mendapat keuntungan berdasar persepsi masing-masing.
Persoalan buruk atau tidak buruk masalah ini (sebetulnya bukan masalah juga sih), tergantung pada siapa serta sudut mana kita melihat.
Bagi calon yang ingin mendulang suara melalui transaksi instant ya asal dia punya modal, tentu dianggap menguntungkan karena tinggal lakukan serangan fajar dengan nominal lebih besar dari lawan-lawannya (karena pasti lawannya pun melakukan ini meski harus menjual asset termasuk kalung mas milik istrinya). Â
Bagi masyarakat pragmatis, ini juga dianggap menguntungkan dan dapat dijadikan mata pencaharian sesaat, maka timbullah istilah UNCAL atau Usaha Nipu Calon, resiko menerima uang dari para calon ini sepertinya tidak ada (kita gak bicara dari kacamata Islam ya?) karena konon Islam telah lama ditinggalkan untuk urusan politik di sini.
Malah bagi masyarakat, kalau sedang mujur bisa dapat beberapa amplop dari beberapa calon. Isinya seperti yang dibilang oleh kang Alex ya mulai dari Rp. 20.000,- , Rp. 50.000,- hingga Rp. 100.000,- meskipun selanjutnya beliau membantah itu, sebab katanya minimal dua kali dalam setahun sudah pasti ada proposal masuk pas menjelang Rajaban dan Muludan. Oh sodaqoh untuk hari besar Islam juga dianggap cost politik ternyata oleh para politisi.
Oh iya, andai amplop itu bernilai Rp. 100.000,- maka dibagi 5 tahun, dibagi 365 hari maka hanya bernilai Rp. 54,- saja. Â Masyarakat dikasih uang sebesar Rp. 54,- perhari selama 5 tahun untuk mengikhlaskan diwakili oleh para calon tersebut untuk diwakili.
Terlalu murah? Ya tentu saja
Kalau bisa naikin lagi lah ....!