Ada uang, calon disayang
Tidak ada uang, calon ditendang
Siapa bertanggungjawab?
Taukan arahnya kemana?
Yaaa, ini tahun politik jadi memang seolah sengaja tanpa di-direct pembaca akan tahu bahwa tema itu menyoal politik lebih spesifiknya PEMILU yang tahapannya sudah hampir setengah jalan.
Tuhan memang selalu punya kejutan, tiba-tiba saja "mustami" Ngobrol Yu Ah! Hadir dari berbagai kalangan, mulai dari Kang Hidayat seorang anggota DPRD Purwakarta yang dijuluki sebagai "Pangeran" dan juga memproklamirkan diri sebagai calon Bupati Purwakarta 2024 (Padahal tahapan PEMILU belum sampai ke penetapan lho...!), ada juga Kang Alex anggota DPRD Purwakarta yang satu partai dengan kang Dayat tadi (Ini orang maennya ko ga jauh ya, sama se-Partai doank, gak punya temen lintas partai apa??)
Yang menarik tetapi tidak aneh adalah kedua anggota dewan tersebut hadir "didampingi" mang Sastro.
Siapa tak kenal mang Sastro? Â Ya, makelar politik yang lebih nyaman disebut sebagai "Broker" (Biar lebih bonafid katanya)
Dalam hitungan menit ruangan caf Tentang Kopi penuh dengan mustami dari berbagai kalangan, pengacara, Kepala Desa, budayawan plat merah, ada juga Bah Ayi yang pernah dapat bantuan Sapi dari negara tapi beliau berharap negara bubar, dari kaum muda juga hadir beberapa akademisi yang masih idealis-idealisnya, hadir pula kang Didin Syafrudin yang tenar dipanggil Dinjur alias Didin Jurig (nama lengkapnya Didin Jurig Ratnasari), dia ini oleh PJS Kepala Desa Wanayasa dilabeli "Tokoh Frontal" Â karena track recordnya sebagai orang penyuka Demo dan doyan ngomong keras melebihi kerasnya kondisi ekonomi negara kita, namun tampaknya Dinjur ini sudah insyaf, dia kini menjadi penyelenggara PEMILU sebagai PPS Desa ya meskipun itu hasil "Rekom".
Lalu apa yang diobrolkan?
Yes, fenomena dimana masyarakat menjadi pragmatis, lalu para calon menangkap ini sebagai sebuah "demand" dan lalu para makelar dengan jeli melihat ini sebagai market yang menjanjikan di masa pemilu.