Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Jangkar Baja Dukung Visi Indonesia Unggul Ganjar Mahfud

17 November 2023   10:28 Diperbarui: 17 November 2023   10:28 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Aspirasi dan Pemikiran Untuk Mendukung Visi Indonesia Unggul
"Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari"
Ganjar Mahfud 2024

Ada konsekwensi yang harus dibayar ketika bangsa ini mengkhianati arti persatuan.

Apakah mampu mengelola sebuah perbedaan menuju kemajuan atau terjebak dalam euforia kebebasan yang menghakimi perbedaan?

Saat ini Indonesia dalam situasi menghadapi sejumlah tantangan diantaranya:

1) Demokratisasi (politik identitas, politisasi agama, money politik, politik belum dimaknai sebagai adu gagasan/program),
2) Disrupsi (perubahan secara besar-besaran, terutama dalam teknologi informasi),
3) Degradasi mental (meningkatnya kejahatan intelektual dan belum maksimalnya penegakan hukum),
4) Distorsi informasi (media sosial masih dibanjiri hoaks),
5) Distrust (krisis kepercayaan),
6) Delusi (tidak bisa membedakan fakta dan bukan),
7) Defisit (berkurang/hilangnya sumber penghasilan dampak Covid dan dampak perang)

Faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya bangsa Indonesia untuk mencapai lompatan menuju bangsa maju yang diproyeksikan sebagai 5 (lima) negara dengan kekuatan ekomoni terbesar di tahun 2045.

Indonesia memilki Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang besar sebagai modal mencapai negara maju.
Ketika negara maju saat ini mengalami krisis angkatan kerja usia produktif, Indonesia malah mendapatkan bonus demografi.

Maka tidak bisa ditawar bahwa meningkatkan kualitas SDM diberbagai sektor, efisiensi, peningkatan produktifitas dan daya saing serta melakukan riset dan inovasi merupakan sebuah kebutuhan.

Revolusi mental harus diinjeksi secara terus menerus serta membangun paradigma untuk tak lagi kita berorientasi continental karena faktanya kita belum optimal memanfaatkan potensi laut/maritim, tak lagi menunda-nunda waktu karena produktifitas membutuhkan kerja cepat dan terukur, tak lagi tergantung kekayaan alam berlimpah karena tanpa kualitas SDM kita hanya akan jadi penonton di negeri sendiri.

Dalam memperkuat demokratisasi dengan meningkatkan ruang partisipasi maka harus ada komitmen menghormati perbedaan dan tidak boleh merampas kemerdekaan hak asasi orang lain. Tidak mengaduk-aduk ruang publik dengan ranah privat dengan politik identitas (Memaknai Sumpah Pemuda dan Alat Perjuangan, 28/10/2022).

Berikut rangkuman opini/pemikiran yang pernah kami tulis pada
https://www.kompasiana.com/iketutgunaartha2116?s=08&fbclid=PAAabMRjZew8mpBO-zXaiIp9bPQtgbzrjGP_FV5VfjxgN_uSnXzxQvOxS_jtw

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun