Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Indonesia Emas 2045 Akan Sia-Sia Jika Salah Mengawali 2024

8 April 2023   12:18 Diperbarui: 9 April 2023   10:52 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilih yang terbukti bisa kerja. Punya harapan bisa membenahi hukum di republik ini. Jangan hanya rakyat yang patuh hukum, tapi pejabatnya melanggar hukum.

Indonesia perlu pemimpin yang berani seperti Bung Karno, berani bersikap walaupun tidak populer karena bukan untuk menyelamatkan diri sendiri. Tapi jauh lebih penting adalah keselamatan dan persatuan bangsa.

Revolusi Mental sebuah keharusan

Sepak bola itu hanya salah satu bagian kecil dari pembangunan Sumber Daya Manusia, Nation & Character Building.

Pembatalan tuan rumah Piala Dunia U20 bukan akhir segalanya. Jadikan ini sebagai pelecut untuk membangun prestasi olah raga khususnya sepak bola. Perbaiki mentalitas dan sportifitas. Itulah salah satu bagian Revolusi Mental.

Infrastruktur baik berkelas dunia tak akan mengubah apapun jika kita tidak berbenah, masih bermentalitas rusuh. Revolusi mental itu harus menyeluruh. Jangan hanya gaung, tapi mandeg dalam praktek.

Kejahatan berdasi perampokan uang negara masih berlangsung dengan modus operandi yang berkembang mengikuti jaman.

Celakanya rakyat sering silau dengan jabatan dan orang yang pamer kekayaan tanpa pernah bertanya, darimana mereka bisa kaya? Wajarkah? Masuk akalkah?

Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah mereka orang-orang berpendidikan mengadu ke polisi saat ditipu berjemaah oleh investasi bodong.

Mereka telah mempermainkan kedaulatan bangsa, mereka telah menginjak-injak supremasi hukum. Mereka tak ingin ada Undang Undang Perampasan Aset Kejahatan Korupsi. Dan kita sibuk saling menyalahkan serta larut dengan opini-opini provokatif.

Sebentar lagi memasuki bulan Mei dan cukupkah peringatan Reformasi sebatas seremoni tanpa pernah merenungkan kembali untuk apa sebenarnya tujuan Reformasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun