Hampir seribu tahun kemudian cara untuk mengetahui waktu merayakan Paskah menyebabkan kalender Romawi mengalami penyesuaian. Penambahan komponen SM atau BC terjadi dua abad setelah Dionysus.
Raja Romawi berikutnya yang bernama Numa Pompilius menambahkan bulan yang disebut Januarius dan Februarius.
Dalam Astronomical Observations (2009) suntingan Erik Gregersen, Julius Caesar meminta bantuan seorang ahli astronomi dan matematika dari Alexandria, sebuah daerah disekitar Kerajaan India Skithia (Scythian/Kerajaan Saka) bernama Sosigenes.
Sosigenes menyarankan agar kalender baru dibuat dengan mengikuti perputaran matahari seperti yang sudah diterapkan oleh orang-orang Mesir Kuno, satu tahun dihitung 365 seperempat hari. Julius Caesar setuju dan menambahkan 67 hari pada 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari.
Untuk menghindari kesalahan/menyimpang dalam rumusan kalender baru itu, Julius Caesar menambahkan satu hari pada bulan kedua (Februari) setiap empat tahun kemudian kita kenal sebagai tahun Kabisat. Penyesuaian Kalender Romawi ini kemudian dikenal dengan nama Kalender Julian, diambil dari nama Julius Caesar.
Setelah lama digunakan, ternyata masih ditemukan kesalahan perhitungan dalam kalender Julian. Pada tahun 1570an kalender Julian melenceng 10 hari.
Kemudian Paus Gregorius XIII membuat sistem penanggalan yang baru. Kalender ini dikenal sebagai kalender Gregorian atau Kalender Masehi yang memindahkan tahun baru yang semula 25 Maret menjadi 1 Januari. Kalender Masehi atau kalender Gregorian pertama kali dikenalkan pada tahun 1582.
Kemudian Kalender Gregorian ini diterima penggunaannya menjadi standar internasional pada tahun 1988. Inilah kemudian digunakan sebagai standar waktu untuk menghitung umur atau kejadian masa lampau baik Sebelum Masehi atau Masehi saat ini.
Sementara Kalender Hijriyah terhitung dimulai dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Makkah dan Madinah pada tahun 622 Masehi.
Arab Saudi yang semula memakai kalender Hijriah, tahun 2016 mulai memakai kalender Masehi.
Kerajaan India-Skithia atau Kerajaan Saka adalah kerajaan di India utara dan Asia Tengah sekitar 200 SM. Kerajaan ini berdiri seiring migrasi bangsa Skithia (disebut juga bangsa Saka) ke Baktria, Sogdiana, Arakhosia, Gandhara, Kashmir, Punjab, Gujarat, Maharashtra dan Rajasthan.