Mohon tunggu...
Ike Rahayu Putri
Ike Rahayu Putri Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Suka menulis khususnya bidang pendidikan. Instagram: @ ike_rahayu03

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Sebelum Terjun Jadi Tentor SD, Kamu Wajib Tahu Suka dan Dukanya Terlebih Dahulu!

7 Oktober 2023   20:58 Diperbarui: 8 Oktober 2023   00:00 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentor | freepik.com


Dalam dunia pekerjaan, tentu setiap orang memiliki suka dan dukanya masing-masing. Baik perihal rekan kerja, gaji, jam kerja, lingkungan dan sebagainya. 

Di sini saya ingin membagikan bagaimana suka dan dukanya menjadi tentor (guru les) yang sempat saya jalani tatkala menjadi mahasiswa hingga akhir-akhir ini.

Saya ingin menekankan bahwa tulisan ini bukanlah sarana untuk mengeluh menjadi tentor. Justru di sini saya sangat bersyukur bisa menjadi tentor, di mana saya mendapatkan pelajaran sekaligus pengalaman, entah itu cara mengajar, sama-sama belajar ilmu, mengenali potensi anak dan melatih kesabaran pula.

Berawal dari pengalaman ini, saya ingin membagikan cerita tentang bagaimana suka dan dukanya menjadi seorang tentor, barangkali readers di sini ingin memutuskan menjadi seorang tentor atau mungkin ada yang relate dengan cerita saya. Inilah dia (suka dan dukanya), 

Hal-hal yang menyenangkan (Suka) menjadi tentor:

# Sarana belajar menjadi seorang guru formal

Jika readers mengambil jurusan di ranah pendidikan, tentor adalah salah satu sarana untuk belajar mengajar dengan jumlah siswa yang kecil (sedikit). 

Tentu, sangat memungkinkan kamu untuk mengenal potensi sekaligus karakter siswa yang beragam. Sehingga akan terbiasa untuk memahami, entah itu media, metode maupun strategi pembelajaran yang menyenangkan dan memahamkan siswa pada materi ajar. 

Tentu hal ini, memberikan pelajaran yang berharga untukmu manakala mengajar di sekolahan.

# Membantu kamu lebih percaya diri dan berpikir kritis

Sebagai tentor semua mata pelajaran SD (Sekolah Dasar), saya mendapatkan wadah dalam mengasah rasa percaya diri untuk mengutarakan informasi, opini dan berpikir kritis dalam memberikan alasan (argumentasi) yang kredibel dan masuk akal. Sebab, anak-anak rentang usia SD memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Kebetulan, dulu saya adalah tipe orang yang pemalu berbicara di depan umum, namun lambat laut, hal itu mulai mengikis. Salah satu pendukungnya adalah saya bergabung di suatu organisasi yang memaksa saya untuk berani bicara hehe dan menjadi tentor juga. 

Walaupun sepele, namun dilakukan secara terus-menurus, dan saya sangat bersyukur tipe "malu berbicara di depan umum" lumayan mengikis. Saya menjadi yakin bahwa "dengan terpaksa, lama-lama akan terbiasa".

# Waktunya singkat 

Berbicara tentang waktu mengajar tentor, tentu sangat beragam. Tergantung dengan setiap kebijakan yang telah disepakati antara orangtua dan tentor atau mungkin LBB (Lembaga Bimbingan Belajar). 

Namun, umumnya adalah 1 jam dalam sekali pertemuan. Saya rasa ini sangat singkat sekali. Apalagi tidak ada beban pembelajaran yang cukup berat seperti membuat rekapan nilai, absen, modul ajar, penilaian tengah semester dan sebagainya.

# Mendapat bisyaroh (fee) yang patut disyukuri

Ketika menjadi tentor, tentu kamu akan mendapatkan bisyaroh (fee) mengajar yang patut disyukuri. Apalagi jika kamu mengambil program tentor kategori les privat sekaligus datang ke rumah anak, atau mungkin mengajar anak dengan kategori banyak, tentu akan sebanding dengan guru honorer di swasta. 

Kedengaran tidak mengenakkan sekali, namun memang itulah realitanya. 

Semoga kesejahteraan guru khususnya honorer semakin diperhatikan lagi oleh pemerintah. Sebab, guru adalah garda terdepan untuk mendidik anak menjadi lebih baik dan berkembang.

# Berbagi dan dapat ilmu baru

Menjadi tentor tentu tidak hanya sekedar membagikan ilmu, tetapi saya mendapatkan ilmu baru dari setiap pertemuan. Tentu, saya diingatkan kembali dengan beragam mata pelajaran di tingkat Sekolah Dasar, awalnya saya sudah agak lupa, tapi berkat menjadi tentor, saya mulai mengingat kembali sedikit demi sedikit. 

Terkadang saya juga ingat betul pesan dari salah satu dosen saya bahwa "sekecil apapun ilmu yang kamu pelajari, pasti akan bermanfaat" dan itu sangat real sekali. Setuju nggak sih?

Itulah beberapa hal yang menyenangkan dikala menjadi tentor. Sedangkan beberapa hal yang menyedihkan (duka) dikala menjadi tentor diantaranya adalah,

# Pertama, dianggap paling mengerti

Hal yang menjadikan saya kurang nyaman adalah dianggap paling mengerti tentang semua mata pelajaran. Padahal saya, juga terkadang sudah rada lupa materi yang sulit seperti matematika, Sebab jurusan saya tidak ada matematika, sehingga terkadang memberi respon loading dalam menjawab pertanyaan tentang matematika.

Sebagai tentor Sekolah Dasar, tentu akan mendapatkan beragam mata pelajaran. Maka, saya lebih suka menempatkan diri menjadi teman siswa untuk berdiskusi dan membantunya menyelesaikan permasalahan soal. 

Saran saya, apabila readers menekuni dunia tentor, ambillah mata pelajaran yang memang kamu andal dibidangnya, sehingga memudahkan kamu untuk beradaptasi dan menjelaskan kepada siswa. Karena saya juga pernah, membantu siswa mengerjakan soal dan tenyata ada yang salah, sehingga mendapat komplain dari orang tua.

# Kedua, target dari orangtua yang besar "anak harus mendapat nilai yang bagus-bagus"

Terkadang saya mendapatkan target dari orangtua, seperti si anak harus unggul nilainya, terutama saat ujian kenaikan kelas. Tentu membuat saya harus lebih semangat lagi dalam membantu anak dalam belajar. 

Namun, demikian tidak semua orangtua menargetkan, ada juga yang menginginkan anaknya berprogres, giat belajar, tulisannya rapi dan lain sebainya. 

Namun, sejatinya tentor akan memaksimalkan dalam membantu dan memahamkan siswa. Masalah hasilnya diserahkan kepada siswa itu sendiri. Tentu hal demikian, perlu adanya peran orangtua untuk mengingatkan, mendukung dan membantu anaknya untuk belajar.

# Ketiga, izin dadakan tapi sudah datang

Hal lain yang membuat saya istighfar adalah izin dadakan tapi saya sudah di rumah siswa. Saya pernah mengalami suatu kejadian di mana telah sampai di tempat siswa, lalu dengan santainya seorang pekerja menghampiri saya "lhoh mba, anak-anak pergi ke Yogyakarta, soalnya ada lomba, apa tadi mamanya tidak bilang?" tentu saya segera konfirmasi ke orang tua si anak. Hehe #ambilhikmahnya!

# Keempat, kamu berhak memilih! Nyaman belajar privat atau berkelompok?

Saya pernah menjadi tentor belajar secara berkelompok, kala itu ada empat anak dengan karakter yang berbeda. Karena saya tipe orang yang suka mengerjakan soal dengan suasana tenang, maka saya kurang nyaman dengan suasana ramai di tengah anak-anak yang belajar sambil bermain (berisik). 

Tentu, saya lebih nyaman dengan menjadi tentor privat yang terdiri 1-2 orang, sebab masih bisa dikondisikan. Maka ketika readers diberi pilihan untuk menjadi tentor privat atau berkelompok, usahakan untuk mempertimbangkan (nyaman yang mana).

Itulah readers, suka dan dukanya menjadi seorang tentor yang harus kamu ketahui sebelum terjun di dunia tentor. Saya berharap readers dapat mengambil sisi positif dari cerita nyata saya ini. 

Dapat saya garis bawahi, bahwa menjadi seorang tentor tentu ada suka dan dukanya, tinggal readers ambil sisi positifnya yang patut disyukuri, berbagi ilmu misalnya.

Saran saya, kepada orangtua yang memakai jasa tentor, seyogyanya tidak perlu menuntut anak kepada nilai akademik yang sempurna, sebab kemampuan setiap anak berbeda. Jangan lupa "hargailah setiap proses pencapain si anak!".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun