d.Fase 5 (menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
Kegiatan guru
1)Guru mempersilahkan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas terkait dengan pemecahan masalah yang diplih
2)Guru memandu jalannya diskusi dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang siswa kerjakan.
3)Bersama-sama siswa, guru melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
4)Guru memberikan link soal post tes untuk dikerjakan oleh siswa sebagai alat ukur pengetahuan siswa terkait materi bioteknologi
Kegiatan siswa
1)Siswa dengan pengawasan guru, melakukan presentasi tentang jenis bioteknologi telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat untuk mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
2)Kelompok yang tidak melakukan presentasi di depan memberikan pertanyaan dan tanggapan kepada kelompok yang sedang presentasi.
3)Siswa mengakses link yang dibagikan oleh guru dan mulai mengerjakan secara individu.
4.Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, kisi-kisi, instrumen, serta rubrik penilaian. RPP disusun sesuai dengan panduan penyusunan RPP pada Kurikulum Merdeka.
C.Media dan Instrumen
Media  pembelajaran  yang  digunakan  adalah  power  point.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 3 macam yaitu
1.Instrumen penilaian sikap untuk mengamati proses pembelajaran yang berupa lembar observasi
2.Instrumen penilaian keterampilan untuk melihat keaktifan selama diskusi dan presentasi yang berupa lembar pengamatan.
3.Instrumen penilaian pengetahuan untuk melihat hasil belajar peserta didik menggunakan tes tulis pilihan ganda .
Â
D.Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktik ini dilaksanakan pada tanggal 16 Januari tahun 2023 bertempat di kelas X C SMA Negeri 1 Bukateja
Â
BAB III HASIL KEGIATAN
A.Hasil
Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Base Learning dipadukan dengan metode Diskusi dan presentasi serta proses penilaian berbasis TPACK (wordwall) dan LMS membuat peserta didik lebih bersemangat mengikuti pembelajran serta lebih termotivasi karena menfaatkan teknologi yang relevan dan sangat dekat dengan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini peserta didik lebih aktif dari sebelum menggunakan model pembelajaran ini. Secara berkesinambungan keaktifan siswa pada pembelajaran meningka sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.
Respon terkait dengan strategi yang dilakukan pada praktik pembelajaran ini adalah:
1)Kepala sekolah menyatakan bahwa untuk menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar harus melibatkan hal-hal yang disukai oleh peserta didik dan dekat dengan keseharian peserta didik.
2)Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum sekaligus pakar IT menyatakan bahwa pembelajaran pada abad ke 21 harus mengoptimalkan peran teknologi sehingga peserta didik aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan sesuai dengan kodrat zaman.
3)Guru senior sekaligus sebagai supervisor memberikan apresiasi terkait praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi serta menumbuhkan motivasi peserta didik dan pembelajaran.
4)Peserta didik merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model ini, karena mereka lebih leluasa dalam mengeksplorasi materi yang diberikan guru dan lebih bebas untuk berekspresi melalui teknologi yang familiar untuk peserta didik seperti soal berbasis game.
Keberhasilan dari strategi yang dilakukan ini tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode dan Team Games Tournament  mampu mengoptimalkan pemanfaatan teknologi di era abad ke 21 dan meningkatkan motivasi belajar siswa serta meningkatkan     keaktifan siswa. Pengunaan sarana dan prasarana yang memadai turut mendorong kelancaran proses pembelajaran yang guru lakukan. Pembelajaran dari keseluruhan proses yang telah dilaksanakan adalah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna.
B.Masalah yang Dihadapi
Tantangan dalam mencapai tujuan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode Team Games Tournament  diantaranya :
1)Peserta didik kurang memahami materi dengan menggunakan model pembelajaran yang selama ini digunakan.
2)Kurangnya literasi TIK sehingga proses pembelajaran memerlukan alokasi waktu yang lama.
3)Perlunya kerja keras untuk memasukan model pembeljaran baru karena model  pembelajaran yang sudah biasa diterapkan adalah teacher center (ceramah)
4)Jaringan internet yang kurang stabil sehingga kesulitan dalam akses aplikasi yang digunakan saat pembelajaran.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah kepala sekolah, guru mata pelajaran dan peserta didik. Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Peserta didik terbiasa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru menggunakan media ceramah. Sehingga tidak terbiasa berpikir kritis.
Â
C.Cara Mengatasi Masalah
Agar peserta didik yakin bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dikombinasikan dengan model Team Games Tournament dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model Team Games Tornament.
Model pembelajaran Problem Based Learning dikombinasikan dengan model Team Games Tornament akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat peserta didik mau belajar lebih baik lagi. Kekurangmampuan guru membuat media pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dibelajarkan baik dari google atau sumber belajar yang lainya. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca dan tulis, peserta didik juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.
Selain itu guru juga perlu meyakinkan peserta didik untuk percaya diri dalam menjawab pertanyaan atau menyampaikan pendapat. Meskipun jawaban yang mereka sampaikan masih kurang tepat.
Â
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI