Mohon tunggu...
Ikbal Maulana
Ikbal Maulana Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Produser

Saya mencoba untuk membagikan cerita perjalanan, pengamatan, pengalaman yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Hal ini mencakup catatan perjalanan, kuliner, kesenian, peristiwa politik, hukum dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Film

Masa Lalu Itu Bernama Jeng Yah: Gadis Kretek dan Pergulatan Eksistensial

6 Desember 2023   15:17 Diperbarui: 6 Desember 2023   15:30 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih, rokok itu milik perempuan.

"Perempuan hanya boleh melinting," bisiknya Jeng Yah. 

Pergulatan Eksistensial

Jeng Yah tahu bahwa perasaan cintanya pada Soeraja mengantarkannya pada hasratnya terhadap kretek, jelas ada dan pasti. 

Namun, yang ia tidak ketahui apakah Soeraja adalah pasangan hidupnya sebagai subjek hasrat yang terus-menerus ada.

Filsuf eksistensialisme asal Denmark, Soren Kierkegaard sebut subyektifitas manusia itu ditandai dalam keberaniannya untuk bergumul dalam pilihan-pilihan hidup meski pahit. 

Pilihan pahit itu ditempuh Jeng Yah saat kaki Soeraja tertembak pada malam paling mencekam tahun 1965 di hidup keluarga Idroes.

Keluarganya masuk dalam daftar terafiliasi partai merah--partai terlarang di Indonesia pada saat itu.

Jeng Yah minta Soeraja lari dari sergapan pasukan, meski pilihan Soeraja tetap ada di situ sebuah keputusan yang juga tepat.

Namun, bagi seorang eksistensialis yang tersirat dalam sosok Jeng Yah, pilihan paling mungkin adalah menyuruhnya pergi, sebab ia tak tergantung orang lain. 

Pilihan itu jadi pergulatan eksistensial Jeng Yah usai mendapati ayahnya tewas, keluarganya berantakan, hartanya lenyap meski dirinya bebas usai ditahan selama dua tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun