Mohon tunggu...
Ikbal Maulana
Ikbal Maulana Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Produser

Saya mencoba untuk membagikan cerita perjalanan, pengamatan, pengalaman yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Hal ini mencakup catatan perjalanan, kuliner, kesenian, peristiwa politik, hukum dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Film

Masa Lalu Itu Bernama Jeng Yah: Gadis Kretek dan Pergulatan Eksistensial

6 Desember 2023   15:17 Diperbarui: 6 Desember 2023   15:30 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soeraja (Ario Bayu) tiba-tiba tak bisa menahan hasrat mencumbui Dasiyah alias Jeng Yah (Dian Sastowardoyo) malam itu.

Dalihnya, cinta Soeraja pada Jeng Yah menggebu tak tertahankan. Alih-alih melawan, Jeng Yah justru menyambut hasrat Soeraja di atas ranjang kamarnya. 

Percumbuan itu menyeret keduanya dalam konflik masa lalu. 

"Tanganmu wangi tembakau aku suka," tutur Soeraja sambil mengendus tangan Jeng Yah yang memegang rokok dan mengisapnya.

Psikolog sekaligus filsuf asal Prancis Jacques Lacan dalam kuliahnya, The Seminar XI: Four Fundamental Concepts of Psychoanalysis menyebut hasrat selalu merupakan hasrat orang lain yang diinternalisasikan ke dalam diri seseorang melalui bahasa.

Lacan ingin bilang objek pertama hasrat adalah pengakuan oleh orang lain, ia (Jeng Yah) eksis karena kehadiran yang lain atau liyan (Soeraja). 

Jeng Yah yang meng-hasrat-i usaha tembakau ayahnya bertahun-tahun kerap terhalang lantaran dirinya perempuan. 

Pertemuannya dengan Soeraja seolah menemukan makna hasratnya selama ini, kretek. 

Begitupun sebaliknya, Soeraja menemukan makna hasratnya di Jeng Yah, kretek.

Dalam pandangan Jeng Yah, di film itu, bahwa kretek bias gender. Ia berhasrat adanya kesamaan hak atas bisnis di kretek tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun