Akan halnya "Something In The Way" merupakan lagu yang muram dengan hiasan suara cello yang dimainkan oleh Kirk Canning. Â
Proses rekaman lagu ini sangatlah menarik, tidak dilakukan secara full band, Kurt Cobain dengan santai memetik gitar akustiknya yang bahkan belum ia setel dengan benar.
Nah, bagaimana dengan "Lithium"?
Lagu kegemaran teman saya ini merupakan salah satu nomor yang mengesankan. Â Dengan dinamika keras-tenang-kerasnya, nomor bertema depresi ini telah duduk sama tinggi dengan "Smells Like Teen Spirit."
"Drain You" menjadi lagu favorit saya nomor dua setelah "In Bloom." Â Sound dua lagu ini memang sebelas-duabelas yak. Â Di nomor ini Nirvana tampil berbeda dengan suara dan melodi yang lebih memikat. Â Liriknya sendiri dapat diinterpretasikan sebagai kisah cinta sang frontman atau pun perjuangannya melawan obat-obatan.
Pop dan punk berbaur menciptakan sebuah harmoni yang memikat di nomor "On A Plain." Â Ya, Kurt Cobain memanglah ahli memadukan dua warna musik itu, ia pun menambahkna harmoni vokal yang indah. Â Tak mengherankan, bila nomor ini enak di dengar, pun ketika dibawakan secara akustik di acara MTV Unplugged.
"Stay Away" awalnya berjudul "Pay to Play" dengan lirik berbeda. Â Tiga kata menjadi dua saja, dengan verse pendek, dan chorus yang lebih pendek lagi yang dibawakan secara berulang-ulang. Â Lagu sederhana namun memesona.
Tentang sakit hati, demikianlah "Lounge Act" hadir. Â Judulnya sendiri datang dari sebuah fakta bahwa intro bass yang dimainkan Krist bagai sesuatu yang digunakan oleh band yang bermain di lounge murahan.
Menariknya, ini adalah satu-satunya lagu yang Kurt akui berkisah tentang mantan kekasihnya, Tobi Vail.
Tak terasa, album yang diproduseri Butch Vig ini telah berusia lebih dari 3 dekade. Â "Nevermind" tidaklah sebagus "In Utero" di mata para penggemarnya, namun album ini telah membawa aliran bawah tanah naik ke arus utama dan membantu menciptakan ekosistem di mana batas antara musik pop dan alternatif menjadi kabur.
Sekian.