Saat saya kecil dulu, paling senang bila mendapat nasi berkat yang menggunakan besek sebagai tempatnya. Â Saya suka sekali dengan sensasi aroma besek yang bersatu padu dengan nasi dan lauk yang ada di dalamnya.
Nasi besekan ini biasanya didapat dari tetangga yang tengah hajat. Â
Isi nasi besekan terdiri nasi putih, empal sapi/gepuk, ase cabe gendot utuhan, tahu goreng, sambel goreng kentang, pindang telur, ikan asin goreng tepung, kerupuk udang, dan pisang ambon.
Biasanya satu besek itu dibagi 4. Â Saya, kedua kakak saya, dan ibu. Â Biarkan bapak mencari berkatnya sendiri, heuheu.
Nah, menu dalam besekan yang saya sukai adalah pindang telur dengan warna kulit coklat tua. Â Kata ibu, agar kulit telur berwarna coklat dan meresap sampai tulang eh dalam memasaknya dengan menggunakan daun jambu klutuk/biji, daun jati, atau kulit bawang merah.
Sepanjang karir saya memasak, saya belum pernah membuat pindang telur versi ini. Â Namun demikian, saya pernah memasak pindang telur ala Tiongkok yang menggunakan teh.
Pindang telur ala orang Tionghoa ini diolah dengan menggunakan herba-herba tertentu sehingga memiliki rasa, penampakan, dan aroma yang khas.
Di daerah asalnya, pindang telur biasanya dijual oleh pedagang kaki lima sebagai camilan. Â Olahan telur dari Tiongkok ini di kemudian hari menyebar di seluruh penjuru Asia dengan berbagai variasinya.
Nama pindang telur di Tiongkok adalah teh telur atau ch y dn (Mandarin) atau marble egg (Inggris). Â
Mengapa disebut marble egg? Â Karena motifnya seperti marmer. Â
Resep asli dari pindang telur ini menggunakan bumbu ngohiong berupa kayu manis, andaliman, cengkeh, bunga lawang, dan adas. Â Selain itu ditambahkan pula kecap dan daun teh hitam.
Telur pindang eh pindang telur, yaoloh kebolak-balik, biarpun yak yang penting maksudnya kesitu, dikenal di beberapa wilayah Indonesia seperti Yogyakarta dan Kalimantan. Â Di Yogyakarta, pindang telur memiliki penampilan eksotis dengan warna coklat pekat yang rata.
Telur ini biasanya dijadikan teman menyantap gudeg dan sambel goreng kerecek.  Rasanya yang gurih dengan aroma rempah khasnya membuat pindang telur menjadi salah satu olahan telur favorit bagi para penghobi telur. Telur yang biasa digunakan adalah telur ayam dan telur bebek.
Di Kalimantan, khususnya bagian selatan, pindang telur diolah dengan menggunakan daun jambu biji, gambir, kelopak daun kelapa, serai, dan lengkuas. Â
Naaahhh, pindang telur atau telur teh yang saya buat ini cukup sederhana, baik bahan maupun pengolahannya. Â
Untuk memberi warna coklat yang menawan, saya menggunakan sekantong teh celup. Â Pindang telur yang cocok disajikan dengan berbagai olahan nasi atau bubur beras ini namanya pun dirubah menjadi lebih mewakili motifnya yaitu pindang telur retak seribu.
Resep Pindang Telur Retak Seribu a.k.a Marble Egg
Bahan :
5 butir telur
500 ml air
1 sdm air asam jawa
2 sdm kecap manis
1 kantong teh celup
2 lembar daun salam
1 batang serai, geprek
Secukupnya garam
Cara membuat :
1. Â Siapkan bahan lalu rebus telur dengan semua bahan selama 10-15 menit.
2. Â Matikan kompor, angkat telur-telurnya.
3. Â Retakkan telur dengan hati-hati memakai punggung sendok.
Selamat mencoba.
Sekian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI