Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

25 Tahun "OK Computer" Album Radiohead yang Awalnya Dipandang sebagai "Bunuh Diri Komersial"

22 Mei 2022   22:52 Diperbarui: 23 Mei 2022   18:45 3595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi pecinta musik alternatif rock pasti sudah sangat akrab lah ya dengan album pertama Radiohead yang bertajuk "Pablo Honey." 

Saya sendiri entah telah berapa juta kali mendengarkan muatan album dari band yang berdiri pada tahun 1985 ini.  

Betapa tidak, saat itu saya ada dalam perjalanan pulang dari Jogja bersama kakak dan bapak.  Sepanjang perjalanan yang disetel kakak ya kaset dengan cover bernuansa kuning ini .  Kaset tersebut dibeli dadakan di toko kaset di Jalan Malioboro karena lupa membawa kaset dari rumah.  Bayangkan selama 9 jam perjalanan, kuping ini dirasuki nomor-nomor menawan dari band asal Inggris ini.

"Creep" menjadi lagu yang sekali dengar langsung suka.  Nomor tentang kebencian terhadap diri sendiri ini dapat menduduki tangga lagu Inggris selama setengah tahun.  Lagu yang tidak dimainkan oleh Radiohead dalam acara apapun selama 7 tahun itulah yang membuat band ini dikenal secara global.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Selain "Creep", saya menyukai seluruh track yang ada di album rilisan tahun 1993 itu seperti You,  How Do You?, Stop Whispering, Thinking About You, Anyone Can Play Guitar, Ripcord, Vegetable, Prove Yourself, I Can't, Lurgee, dan Blow Out.

Dua tahun kemudian, Radiohead merilis album berjudul "The Bends."  Sebuah album yang memiliki memorinya sendiri di masa remaja saya. Kaset berisi 12 lagu ini sempat mewarnai  aksi pinjam-meminjam kaset demi tujuan tertentu, eh.

"The Bends" memiliki muatan yang lebih kaya dengan serangan tiga gitar dari Yorke, Greenwood, dan O'Brien serta aransemen yang kompleks namun sayangnta tanpa hits besar yang ramah di telinga para pendengar radio.

Album ini saya sukai muatannya, dari Just, The Bends, High and Dry, My Iron Lung, Nice Dream, Blackstar, Bullet Proof I Wish...I Was, Fake Plastic Trees, sampai Street Spirit yang terdengar gloomy.

Nah, tanggal 21 Mei kemarin, grup rock yang namanya diambil dari judul lagu band new wave "Talking Heads" ini merayakan 25 tahun album ketiga mereka "OK Computer."  

Material album ini awalnya ditolak oleh perusahaan rekaman yang menyebutnya sebagai "bunuh diri komersial" karena muatannya yang tidak radio-friendly.

Namun demikian, akhirnya album ini rilis juga dibawah bendera anak perusahaan rekaman EMI yaitu Parlophone dan Capitol dan diproduseri oleh Nigel Godrich.

"OK Computer" dipasarkan secara gila-gilaan dengan memasang iklan satu halaman penuh di media masa musik Inggris.  Album yang berisi 12 tracks ini berisi tentang rasa keterasingan yang dihasilkan dari hidup dalam masyarakat yang semakin memanjakan diri dan bergantung pada teknologi.

OK Computer|sumber : alanbumstead.wordpress.com
OK Computer|sumber : alanbumstead.wordpress.com
Album ini merupakan album terakhir yang saya dengarkan dari band yang beranggotakan Thom Yorke, Ed O'Brien, Philip Selway, Collin dan Jonny Greenwood sebelum mereka menjadi sangat aneh, haha, saya aja kali ya yang aneh.

"Air Bag" membuka album dengan banyak bebunyian termasuk perkusi yang terus-menerus. Tarikan bass yang tebal menghiasi vokal rapuh Yorke.  Lagu ini menggambarkan ketakutan personal dari sang frontman akan kecelakaan dan kematian.

Nomor berdurasi panjang "Paranoid Android" sangat epik diawali dengan intro yang nge-bosanova.  Tempo lagu ini naik turun yang menggambarkan perasaan akan datangnya sebuah malapetaka.  Nomor yang kaya akan bebunyian tak umum ini menjadi salah satu lagu ikonik Radiohead.

Lagu-lagu Radiohead kerap menghiasi film-film layar lebar.  Salah satu nomor yang dijadikan soundtrack film adalah "Exit Music (For a Film)" yang muncul di film "Father Ted", "Person of Interest", dan "Romeo+Juliet."

"Let Down" menjadi lagu favorit saya di album ini.  Lagu ini mengeksplorasi bentuk-bentuk ketidakpuasan akan transportasi, alkohol, dan sentimentalitas.


Nomor ini awalnya dianggap cocok menjadi bagian dari "The Bends" namun liriknya lah yang membuatnya bertengger di album "OK Computer."   "Let Down" adalah tentang menikmati kebosanan.

"Karma Police" menjadi lagu favorit kedua saya.  Nomor ini dilabeli sebagai lagu yang menghantui, membingungkan namun indah.  

"Karma Police" dimasukan ke dalam daftar "500 lagu terbaik sepanjang masa" oleh majalah Rolling Stone.

Seperti halnya "Paranoid Android" video musik "Karma Police" memiliki dampak besar kepada popularitas lagu tersebut di seluruh dunia.

"Climbing Up The Walls" merupakan penguraian psikologis dalam mengatasi ketakutan akan sebuah malapeteka nan hebat.  Aransemen string yang ditangani oleh Jonny Greenwood terinspirasi oleh komposer klasik modern Krzystof Penderecki.

Nomor selanjutnya adalah "No Surprises" yang digambarkan oleh sang vokalis sebagai sajak anak-anak yang kacau.  Lagu ini merupakan salah satu hits mereka dan dapat menduduki peringkat ka-7 di tangga lagu Inggris.

"Lucky" menjadi nomor pra penutup yang cukup memukau.   Lagu ini pertama kali direkam pada tahun 1995 untuk album kompilasi amal "War Child."   Bassline tebal dengan bebunyian gitar yang melambung menghasilkan sentuhan emosional yang membingkai suara khas Yorke.  Saya menyukai permainan solo gitar di tengah lagu.

Album yang diganjar piala Grammy pada tahun 1998 ini ditutup dengan  "The Tourist" yang memberi sentuhan anti klimaks.  Sebuah balada prog-rock yang sederhana dan tenang.  Lagu ini cocok sekali menjadi penutup album karena memberi kedamaian setelah dilanda rasa takut dan cemas di track-track sebelumnya.

Pada tahun 2017 lalu, Radiohead merilis ulang "OK Computer" berupa edisi deluxe dengan format musik digital, CD ganda, dan 3 piringan hitam dengan memuat 3 lagu baru masing-masing "I Promise", "Lift", dan "Man of War."

Sepanjang karir bermusiknya, band yang tidak pernah mengalami bongkar pasang personil ini telah mengeluarkan 9 album studio dan  "OK Computer" menjadi album tahun 90-an yang masih relevan didengarkan dan diresapi isinya hingga kini.

Sekian.
Referensi bacaan : Metro, standar, radio x, factmag, newyorkpost, pitchfork.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun