Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pagar Rumah, Perlu atau Tidak?

15 Maret 2022   13:27 Diperbarui: 15 Maret 2022   13:30 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetangga seberang rumah mamak dulu sering kehilangan barang, dari lampu sampai pompa air. Hal ini terjadi karena rumahnya tak berpagar.  Alhasil ia sering mengganti lampu luar dan karena bosan pada akhirnya setiap warungnya tutup ia selalu membawa lampunya masuk ke dalam.  Deuh,  jadi gelap gulita.

Nah, karena gelap gulita, teras rumahnya itu kerap dijadikan tempat nongkrong anak-anak muda, bising!  Namun, Si Abang, begitu panggilannya tak berani mengusir karena ia merasa sebagai pendatang, sehingga takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kata Si Abang, inginnya sih diberi pagar agar aman, namun apa daya hawong rumah kontrakan, di mana induk semangnya tak mau mengeluarkan dana untuk membuat pagar. Jadi ya sudah terima saja dengan lapang dada yang tak selapang lapangan sepakbola.

Rumah mamak berpagar namun tetap saja terjadi pelanggaran.  Dulu, ketika pagarnya masih tanaman, tetangga seberang rumah yang kekar namun lemah gemulai kerap nitip jemuran.  Iyaaa, itu baju pada rebahan di atas tanaman beluntas.  Mau digusah, dia bukan ayam.  Mau dibanjur, sayang airnya.  

Lain lagi saat pagar rumah mamak masih bambu, ada aja yang barang yang hilang.  Kusen pintu yang belum dipasang lah, jas hujan lah, handuk lah, jaket yang sedang dijemur lah. Untung aja gak hilang ingatan, ya kan?

Lalu digantilah bambu dengan pagar besi yang bulet-bulet, mamak gak tahu namanya.  Eh penyok ditabrak motor yang kebut-kebutan.  Mana anaknya mabok, boro-boro mau bertanggung-jawab, pulang aja musti diantar, dahlah jelangkung juga kalah.

Kini bila hujan turun dengan derasnya dan sebagian jalan samping rumah banjir, ada
tetangga yang selalu ciamik membuka pintu pagar rumah mamak lalu memarkirkan motornya tanpa kulonuwun dulu.  Manis banget.  

Dulu saat dia pertama kali melakukannya, mamak sempat bertanya-tanya kepada rumput yang gak bergoyang, motor siapa ini yang tau-tau parkir sembarangan, eh tunggu punya tunggu ternyata dia.

Itu tetangga, diomelin malahan bawa gelas minta air panas, pengen ngopi katanya.  Mamak sampai gak bisa ber-word-word dah.  

Kalau sudah begini, mamak jadi ragu, pagar rumah mamak tuh berfungsi gak sih?

Lha emangnya pagar itu punya fungsi ya? Yaiyalah, nih mamak jembrengin.
1.  Pagar sebagai pembatas rumah.  Yap, biasalah ya agar tidak terjadi keributan tentang luas tanah dengan tetangga sebelah, depan, atau belakang. Penting ini, apalagi tipe tetangganya yang nyap-nyap, yang kayak gini harus digebok dengan tembok, eh.

Pagar rumah mamak bagian samping sudah dimundurin agar jalan sedikit lebar, eh masih aja tetangga mamak nyap-nyap waktu kendaraan teman mamak parkir di samping pagar.  Selidik punya selidik ternyata lampu taman beliyau yang buricak-burinong dan menonjol ke luar kena sleding truk yang lewat dan menyalahkan kendaraan teman mamak yang tengah parkir dengan manisnya.

2.  Pagar sebagai pelindung rumah.  Iyes, dengan adanya pagar, rumah bakal terlindungi dari tangan-tangan jahil atau marabahaya yang tak terduga.  Seperti halnya rumah mamak terlindungi pagar tembok sehingga mementalkan jurus seruduk motor dan mobil.  Maklum lah ya, rumah mamak posisinya tusuk sate, jadi rawan kena seruduk.  Biar pagarnya jadi bolong atau roboh yang penting rumah mamak aman terlindungi.  

Etapi, dalam beberapa kasus pagar mamak ternyata tidak maksimal melindungi karena ada aja yang kegatelan loncat indah sambil nyolong handuk di jemuran atau buang sampah sembarangan ke pekarangan rumah.  Sepertinya sang pagar harus ditinggikan sampai langit ketujuh.

3.  Pagar sebagai penghalang pandangan dari orang-orang kepo.  Dikepoin cctv aja gak enak apalagi dikepoin orang-orang, terkheuseus yang bibirnya bak lambe turah.

Rumah mamak berpagar rapat tapi tetep aja ada yang kepo apalagi kalo sedang ketrak-ketrik bikin sesuatu. Iyak, bawaannya orang-orang tungal-tongol dan buka pintu pagar sekedar ingin jadi mandor dadakan, saran ini-itu.  Kalau sudah begindang, mamak cuma bisa breathe in breathe out.  Gavin Rossdale pun berdendang riang.

4.  Pagar sebagai estetika rumah.  Nah, ini dia.  Dibalik pagar yang bagus belum tentu ada rumah yang bagus pula, eh.  Dengan adanya pagar yang mecing, rumah pun mendapat nilai plus-plus.  Iya dong gak hanya pijat yang plus-plus, ya kan?

Pagar rumah mamak gak ada aesteticsnya sama sekali, tembok semua kecuali pintunya, yaiyalah mana ada pintu tembok ya, kalau muka ada.  Dalam urusan pagar, mamak memang gak suka ngedandanin apalagi moles sana-sini biar glowing. Rugi bandar!

Si pagar ini terakhir dicat oleh bapak-bapak RW sebelah pas mau acara 17 Agustusan, katanya biar mecing sama gapura.  Itu juga gak semua cuma atasnya doang, tapi segitu juga mamak sudah tabik sana-sini berkali-kali.  

Apakah pagar tembok mamak menambah keindahan rumah? Gak juga, haha, secara malah banyak yang nempelin segala jenis selebaran dari sedot WC, kucing hilang, acara band, bazzar baju, sampai banner segede gabannya acara lomba yang diadakan DKM masjid komplek belakang.  

Etapi yang terakhir ini mamak paksa cabut lagi, lha wong gak bilang-bilang masangnya. Ya, sudah di tengah malam buta, eh maen paku beton segede gaban plus pakai acara melepas banner usaha milik mamak lagi.  Mamak emosai jiwa.  

Di daerah mamak,  rumah itu sebaiknya berpagar karena banyak oknum berkelakuan buruk yang masih memegang teguh motto "Pagar dibuat untuk dilanggar."  


Kadang, ingin juga sih rumah gak berpagar dengan halaman luas tanpa dibatasi apapun, tapi untuk mencapai hal tersebut mamak harus memiliki hati yang sabar plus seluas samudra.  Lha iya, contohnya tetangga lain RT-nya mamak, rumahnya gak berpagar, tahu-tahu nih sudah nangkring mobil entah milik siapa yang parkir sampai pagi, kan bikin syebel setengah mati.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun