Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pagar Rumah, Perlu atau Tidak?

15 Maret 2022   13:27 Diperbarui: 15 Maret 2022   13:30 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lha emangnya pagar itu punya fungsi ya? Yaiyalah, nih mamak jembrengin.
1.  Pagar sebagai pembatas rumah.  Yap, biasalah ya agar tidak terjadi keributan tentang luas tanah dengan tetangga sebelah, depan, atau belakang. Penting ini, apalagi tipe tetangganya yang nyap-nyap, yang kayak gini harus digebok dengan tembok, eh.

Pagar rumah mamak bagian samping sudah dimundurin agar jalan sedikit lebar, eh masih aja tetangga mamak nyap-nyap waktu kendaraan teman mamak parkir di samping pagar.  Selidik punya selidik ternyata lampu taman beliyau yang buricak-burinong dan menonjol ke luar kena sleding truk yang lewat dan menyalahkan kendaraan teman mamak yang tengah parkir dengan manisnya.

2.  Pagar sebagai pelindung rumah.  Iyes, dengan adanya pagar, rumah bakal terlindungi dari tangan-tangan jahil atau marabahaya yang tak terduga.  Seperti halnya rumah mamak terlindungi pagar tembok sehingga mementalkan jurus seruduk motor dan mobil.  Maklum lah ya, rumah mamak posisinya tusuk sate, jadi rawan kena seruduk.  Biar pagarnya jadi bolong atau roboh yang penting rumah mamak aman terlindungi.  

Etapi, dalam beberapa kasus pagar mamak ternyata tidak maksimal melindungi karena ada aja yang kegatelan loncat indah sambil nyolong handuk di jemuran atau buang sampah sembarangan ke pekarangan rumah.  Sepertinya sang pagar harus ditinggikan sampai langit ketujuh.

3.  Pagar sebagai penghalang pandangan dari orang-orang kepo.  Dikepoin cctv aja gak enak apalagi dikepoin orang-orang, terkheuseus yang bibirnya bak lambe turah.

Rumah mamak berpagar rapat tapi tetep aja ada yang kepo apalagi kalo sedang ketrak-ketrik bikin sesuatu. Iyak, bawaannya orang-orang tungal-tongol dan buka pintu pagar sekedar ingin jadi mandor dadakan, saran ini-itu.  Kalau sudah begindang, mamak cuma bisa breathe in breathe out.  Gavin Rossdale pun berdendang riang.

4.  Pagar sebagai estetika rumah.  Nah, ini dia.  Dibalik pagar yang bagus belum tentu ada rumah yang bagus pula, eh.  Dengan adanya pagar yang mecing, rumah pun mendapat nilai plus-plus.  Iya dong gak hanya pijat yang plus-plus, ya kan?

Pagar rumah mamak gak ada aesteticsnya sama sekali, tembok semua kecuali pintunya, yaiyalah mana ada pintu tembok ya, kalau muka ada.  Dalam urusan pagar, mamak memang gak suka ngedandanin apalagi moles sana-sini biar glowing. Rugi bandar!

Si pagar ini terakhir dicat oleh bapak-bapak RW sebelah pas mau acara 17 Agustusan, katanya biar mecing sama gapura.  Itu juga gak semua cuma atasnya doang, tapi segitu juga mamak sudah tabik sana-sini berkali-kali.  

Apakah pagar tembok mamak menambah keindahan rumah? Gak juga, haha, secara malah banyak yang nempelin segala jenis selebaran dari sedot WC, kucing hilang, acara band, bazzar baju, sampai banner segede gabannya acara lomba yang diadakan DKM masjid komplek belakang.  

Etapi yang terakhir ini mamak paksa cabut lagi, lha wong gak bilang-bilang masangnya. Ya, sudah di tengah malam buta, eh maen paku beton segede gaban plus pakai acara melepas banner usaha milik mamak lagi.  Mamak emosai jiwa.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun