Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Thirty Seconds to Mars, Antara Kesuksesan, Perubahan Warna Musik, dan Kekecewaan Penggemar

27 Desember 2021   11:28 Diperbarui: 27 Desember 2021   19:47 2464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thirty Seconds to Mars | Sumber: Adhie Sathya via hai.grid

30STM-2006 | sumber : wallofsoundau
30STM-2006 | sumber : wallofsoundau
Walau demikian perkenalan telinga saya dengan lagu-lagu grup yang mendapatkan namanya dari sebuah tesis di internet yang membahas pertumbuhan eksponensial teknologi yang berhubungan dengan manusia dan mengatakan bahwa kita secara harfiah tiga puluh detik ke Mars ini ada pada album kedua mereka yang bertajuk "A Beautiful Lie."

Ya, "A Beautiful Lie" yang rilis pada tahun 2005 ini memiliki nomor-nomor yang saya sukai seperti Attack, The Kill, Was It A Dream, From Yesterday, dan A Beautiful Lie.

"Attack" hadir dengan bebunyian keyboard yang energik dan vokal yang menular sedangkan "The Kill"  yang video klipnya terinspirasi dari film milik Stephen King "The Shining" terdengar menawan saat dibawakan secara akustik.


Suara sang vokalis yang masuk dalam jajaran "50 Most Beautiful People in the World" versi majalah People tahun 1996 dan 1997 itu pun terdengar jernih dan merdu di lagu "Was It A Dream" yang dibawakan secara akustik.

"From Yesterday" memiliki beat-beat yang ramah di telinga dibumbui teriak khas pria yang tak mau memanfaatkan ketenarannya sebagai aktor untuk mempromosikan album bandnya tersebut.

Lagu yang lembut di awal dan meninggi di pertengahan ini mencatatkan sejarah sendiri sebagai video musik rock pertama yang seluruhnya dibuat di China.

Nomor "A Beautiful Lie" merupakan nomor balad yang menjadi salah satu lagu jagoan mereka. Saya suka dengan lagu ini dengan hiasan suara latar jauh yang menambah cantik lagu.

Album "A Beautiful Lie" telah disertifikati platinum oleh RIAA karena terjual lebih dari satu juta kopi.

Di antara kesuksesan album kedua, pada tahun 2008, Thirty Seconds To Mars harus menghadapi gugatan dari Virgin Records sebesar $30 juta karena mereka gagal merekam lima album dibawah perusahaan rekaman Immortal yang kemudian diakuisisi oleh Virgin, namun dapat diselesaikan setelah penandatangan kontrak baru.

Pertempuran hukum mereka itu melahirkan sebuah film dokumenter berjudul "Artifact" yang di dalamnya terdapat gambaran ekstrim bagaimana label rekaman mengendalikan band dan musisi dengan kontrak yang tak adil bahkan nyaris ilegal.

"Artifact" berhasil memenangkan penghargaan "People's Choice Award" untuk katagori film dokumenter pada festival film internasional Toronto pada tahun 2012 silam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun