Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Romantika Naik Angkot, Benci tapi Rindu

10 Desember 2021   21:22 Diperbarui: 11 Desember 2021   20:48 1829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barisan angkot|sumber : KOMPAS.com

Mendengarkan musik itu menyenangkan tapi menjadi nyebelin bila yang masang musiknya DJ jadi-jadian alias Pak Supir. Dan yang paling ngeselin dari musik di angkot adalah ketika duduk pas diantara speakernya yang segede gambreng dengan musik yang entah bergenre apa.

Belum lagi kualitas suara yang wawut-wawutan dan volume yang bikin gerah telinga sampai ketika teriak "kiri" berkali-kali gak kedengeran juga.

Beberapa angkot yang pernah saya naiki, supirnya kerap ugal-ugalan. Entah karena kebelet, kejar setoran, atau dikejar utang. Kusut antara nginjek gas, rem, kopling, pindah gigi, dan membenarkan spion depan. Rasanya bagai ada di track formula one, balapan dengan Kimi Raikkonen. Bila sudah begini, rasanya badan seperti diaduk-aduk dalam molen lalu dilindes stoomwalls.

Angkot juga akrab dengan pengamen, ya kalau nyanyinya oke sih rela-rela aja ngasihnya. Namun lain hal bila sang pengamen rada kurang ajar. Ya, sebelum nyanyi, dia bikin prolog dulu, berpesan bila gak mau ngasih jangan pura pura tidur atau sms-an.

Paling malesin kalau sudah ada pengamen yang maksa. Biasanya yang melakukan hal ini adalah anak kecil dengan alat musik berupa kecrekan dari tutup botol. Mereka biasanya meluncurkan jurus colak-colek, suaranya gak bisa dijabarkan ada di kunci nada apa. Tak lupa pasang wajah memelas. Top banget deh!

Semua hal luar biasa dari angkot itu digenapi dengan kebiasaan ngetem untuk menunggu penumpang yang tak kunjung datang. 

Jujurly, inilah hal yang paling bikin kheki. Sudah telat eh angkotnya tak jua berangkat. Bila sudah begini bawaannya emosi tinggi yang berujung dengan depresi karena hanya dipendam di dalam hati. Maklum supirnya syerem, anggota persaudaraan freemasonry eh freeman terminal.

Kini pamor angkot semakin memudar seiring dengan banyaknya pilihan moda transportasi yang memudahkan para penggunanya. Namun, apapun yang akan terjadi, angkot akan tetap menjadi salah satu hal terindah dalam hidup saya dan tentu saja dirindukan, ish ish ish.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun