Antron "Big Lurch" Singleton mungkin menjadi rapper yang paling menghororkan sesuai dengan subgenre rapnya, horrorcore. Â Pria yang sempat merilis dua album dan salah satunya di bawah bendera Cosmic Slop Shop ini telah terbukti membunuh sekaligus memutilasinya teman sekamarnya dengan brutal. Â Atas tindakannya itu, ia dijatuhi hukuman dua kali seumur hidup.
Langganan tangga lagu Billboard, Gucci Mane memiliki catatan kriminal yang panjang. Â Pelantun "Wake Up In The Sky" ini pernah terlibat dalam pembunuhan, penyerangan, pemukulan, prilaku tidak tertib, pelanggaran mengemudi, narkoba, dan senjata api. Â Pria yang baru saja merilis buku keduanya yang berjudul "The Guccimane Guide To Greatness" itu pernah di bui selama 2 tahun atas kejahatannya. Â Namun, catatan kriminal Gucci Mane nyatanya tak sepanjang DMX. Â
Ya, rapper yang meninggal pada tanggal 9 April 2021 silam karena serangan jantung akibat pemakaian kokain itu ditangkap setidaknya sekali setahun selama tiga puluh tahun hidupnya. Â
Kemiskinan lah yang membuat pemilik nama Earl Simmons itu mengawali aktivitas kriminalnya pada tahun 1986 dengan mencuri anjing. Â
Tahun-tahun selanjutnya, peraih penghargaan Billboard Award untuk kategori Top R&B Album Artist of The Year tahun 1999 itu terlibat dalam pemerasan, pembajakan mobil, kekejaman terhadap hewan, pemalsuan identitas, kepemilikan narkoba, mengemudi tanpa SIM, penyerangan terhadap penjaga penjara, kepemilikan senjata, melanggar pembebasan bersyarat, pencurian, perampokan, dan penggelapan pajak.
Catatan kriminal para rapper di atas bukan berarti menandakan bahwa musik rap dekat dengan kekerasan dan kejahatan karena banyak rapper di luar sana yang memiliki imej bersih seperti Kendrick Lamar, Pharrel Williams, Chance The Rapper, dan Rakim.
Tak dapat dipungkiri bahwa banyak lirik lagu rap yang berisi tentang kekerasan dan kejahatan walaupun garis antara kenyataan dan dramatisasinya masih kabur. Â Namun demikian, Stephanie Smith-Strickland dalam artikelnya yang berjudul "Can We Stop Blaming Hip-Hop For Violent Behavior Already?" Â menyatakan adanya kekurangan bukti empiris tentang korelasi hip-hop (rap) dengan kekerasan.
Selain menyoroti bahaya tumbuh dalam kemiskinan, musik rap hanya menjadi pencerminan suara jalanan yang lebih realistis dan mendalam. Â
Sekian.
Referensi bacaan : Iconcollective, Newsweek, Â Digitalcommons, Octiive, Rolling stone, Grunge.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H