Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Benarkah Musik Rap Dekat dengan Kekerasan?

12 November 2021   20:35 Diperbarui: 13 November 2021   20:00 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travis Scott saat tampil di Festival Musik Astroworld, Jumat (5/11/2021). Sumber: INVISION/AMY HARRIS/AP via Kompas.com

Berita mengejutkan datang dari ajang AstroWorld Festival tahunan rapper kondang Travis Scott yang digelar di NRG Park, Houston, Texas, pekan lalu. Tak kurang dari 8 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka saat rapper "Goosebumps" itu tampil karena kerumunan yang tak terkendali.  

Kekasih Kylie Jenner itu kabarnya sempat menghentikan pertunjukkan sebanyak tiga kali saat terjadi kekacauan namun ada bukti rekaman lain yang memperlihatkan ia mengabaikan peringatan keselamatan.  

Sebelumnya, tahun 2017 silam, Travis Scott telah memiliki catatan kriminal karena menghasut para penontonnya untuk merusuh.  Rapper bernama asli Jacques Bermon Webster II ini menghadapi tiga tuduhan pelanggaran ringan berupa prilaku tak tertib, menghasut kerusuhan, dan membahayakan keselamatan anak-anak di bawah umur.

Hal ini seakan mengamini bahwa hip-hop yang di dalamnya terdapat unsur musik rap ini memiliki catatan kekerasan tersendiri.

Budaya hip-hop memiliki reputasi buruk di mata beberapa kalangan, wabilkhusus yang terkait rap.  Keduanya digabungkan dalam konotasi negatif berupa bahasa yang buruk,  kejahatan, dan penggunaan narkoba.  Namun benarkah itu?

Pada dasarnya, hip-hop sendiri merupakan gerakan budaya yang di dalamnya terdapat empat elemen dasar berupa DJing/turntablism, MCing/rapping, B-boying/breaking, dan seni visual/grafiti.

Muncul pertama kali di Bronx pada tahun 1970-an karena jeratan kemiskinan dan rasisme,  hip-hop terus berkembang dan mengglobal yang kemudian membentuk gaya musik, mode, teknologi, seni, hiburan, bahasa, tari, pendidikan, politik, dan lainnya.

Sejak awal tahun kebangkitannya, para seniman hip-hop terkhusus rap telah menceritakan tentang kekerasan perkotaan dari berbagai sudut yang berbeda.

Tupac Shakur merupakan salah satu rapper yang akrab dengan narasi kekerasan.  Sebelum ia berseteru dengan sesama rapper, Notorious B.I.G, Tupac telah mengeluarkan pendapatnya dalam debut single-nya "Souljah's Story" tentang kekerasan yang dilakukan orang kulit hitam karena minimnya kesejahteraan.

Biggie dan Tupac|Rolling Stone.com
Biggie dan Tupac|Rolling Stone.com
Tak hanya itu, musik rap pun mengambil posisi dalam politik seperti yang tercantum dalam lagu milik Public Enemy "Fight The Power" yang rilis tahun 1989 silam. 

Tujuan Public Enemy dalam lagu ini adalah untuk menyampaikan ketegangan yang terus memanas di Amerika.  Lagu ini membantu orang untuk melihat adanya intoleransi rasial, kekerasan, dan kebrutalan polisi dari sudut pandang orang-orang tertindas.

Public Enemy|The Guardian
Public Enemy|The Guardian
Rapper dan aktris wanita, Queen Latifah menyuarakan penderitaan masyarakat pada umumnya dan perempuan pada khususnya akibat rasa frustasi laki-laki karena kondisi sosial dan ketidaksetaraan yang mereka alami setiap hari dalam lagunya "U.N.I.T.Y" yang provokatif.

Rapper seperti Ice T, Ice Cube, dan NWA mulai muncul di MTV dan menduduki tangga lagu dengan menyeruarakan rasisme kulit putih, menantang otoritas, dan mendorong aktivisme sosial.  Video musik mereka dengan hiasan senjata dan prilaku kejahatan bagai dinormalisasi oleh industri musik.

Selama bertahun-tahun, kejahatan dan tragedi di kehidupan nyata telah terjadi.  Pembunuhan Tupac dan Notorious B.I.G mungkin menjadi yang paling terkenal. Sementara itu di sisi lain banyak rapper yang mendapatkan kesuksesan dan bergelimang harta, namun sebagian dari mereka nyatanya sangat dekat dengan kejahatan seperti halnya Curtis "50 Cents" Jackson.

Yap, rapper yang debut albumnya "Get Rich Or Die Tryin" mendapatkan kesuksesan tak terbendung ini pada tahun 2000 pernah ditembak sebanyak 9 kali.  Hal ini berkaitan dengan aktivitasnya sebelum menjadi rapper sebagai pengedar narkoba yang ia lakukan direntang usia 12-19 tahun.

50 Cents|factmag.com
50 Cents|factmag.com
Saat itu ia harus menghadapi hukuman 9 tahun penjara yang akhirnya berubah menjadi tugas 7 bulan di kamp latihan pemuda.  Nah, beberapa tahun kemudian ketika ia telah menikmati kepopulerannya, pria yang dijuluki sebagai master lirik bernuansa singkat ini kembali ditangkap karena kepemilikan senjata api dan kasus pemukulan.

Rapper Snoop Dogg memiliki kisah yang hampir sama dengan 50 Cents.  Pemilik nama lengkap Cordozar Calvin Broadus Junior ini sebelum menjadi rapper terkenal pernah terlibat dalam penjualan narkoba dan lari dengan anggota geng terkenal "Crips" yang membawanya dalam banyak masalah.  Tahun 1990, ia ditangkap karena kepemilikan kokain, dua tahun kemudian ia melawan tuduhan akan kasus pembunuhan terkait geng.  Tahun-tahun berikutnya, ia ditangkap berkali-kali dengan kasus kepemilikan narkoba dan senjata api.

Snoop Dogg|vanityfair.com
Snoop Dogg|vanityfair.com
Pria berjuluk "hip-hop's coolest cool uncle" karena gaya santuy dan persahabatannya dengan Martha Stewart itu pernah mengaku bahwa pada tahun 2003 ia menjadi penyedia pekerja seks dengan alasan hanya ingin merasakan menjadi seorang germo, hal yang ia impikan sejak kecil, etdah!

Musisi multi-platinum Tekashi 6ix9ine alias Daniel Hernandez yang terkenal dengan gaya rap agresifnya memiliki catatan kriminal yang aduhai.  Saat masih di bawah umur ia ditangkap karena mencoba menjual narkoba, menggunakan anak di bawah 17 tahun dalam pertunjukan seksual, dan mencekik seorang remaja.

Pria dengan signature rambut pelanginya ini adalah pangeran hip-hop yang menarik perhatian karena serangkaian kontroversi dan provokasinya.  Ia ahli dalam memicu kemarahan dan mengemasnya menjadi sesuatu yang populer.  Pria berjuluk "Donald Trump dari industri musik" ini bergabung dengan geng Nine Trey Gangsta Bloods dan terlibat dengan perdagangan narkoba sampai penembakan terhadap rapper saingannya.

Tekashi69|Insider.com
Tekashi69|Insider.com
Dilansir dari BBC, pada tahun 2019 silam, pria yang kini berusia 25 tahun ini menghadapi tuduhan atas kepemilikan senjata api ilegal, penculikan, pemerasan, penyerangan, dan konspirasi pembunuhan.  Pemilik dua album bertajuk "Dummy Boy" dan "Tattle Tales" itu pun melakukan KDRT kepada kekasihnya.

Antron "Big Lurch" Singleton mungkin menjadi rapper yang paling menghororkan sesuai dengan subgenre rapnya, horrorcore.  Pria yang sempat merilis dua album dan salah satunya di bawah bendera Cosmic Slop Shop ini telah terbukti membunuh sekaligus memutilasinya teman sekamarnya dengan brutal.  Atas tindakannya itu, ia dijatuhi hukuman dua kali seumur hidup.

Langganan tangga lagu Billboard, Gucci Mane memiliki catatan kriminal yang panjang.  Pelantun "Wake Up In The Sky" ini pernah terlibat dalam pembunuhan, penyerangan, pemukulan, prilaku tidak tertib, pelanggaran mengemudi, narkoba, dan senjata api.  Pria yang baru saja merilis buku keduanya yang berjudul "The Guccimane Guide To Greatness" itu pernah di bui selama 2 tahun atas kejahatannya.  Namun, catatan kriminal Gucci Mane nyatanya tak sepanjang DMX.  

Gucci Mane|hiphopdx.com
Gucci Mane|hiphopdx.com
Ya, rapper yang meninggal pada tanggal 9 April 2021 silam karena serangan jantung akibat pemakaian kokain itu ditangkap setidaknya sekali setahun selama tiga puluh tahun hidupnya.  

Kemiskinan lah yang membuat pemilik nama Earl Simmons itu mengawali aktivitas kriminalnya pada tahun 1986 dengan mencuri anjing.  

Tahun-tahun selanjutnya, peraih penghargaan Billboard Award untuk kategori Top R&B Album Artist of The Year tahun 1999 itu terlibat dalam pemerasan, pembajakan mobil, kekejaman terhadap hewan, pemalsuan identitas, kepemilikan narkoba, mengemudi tanpa SIM, penyerangan terhadap penjaga penjara, kepemilikan senjata, melanggar pembebasan bersyarat, pencurian, perampokan, dan penggelapan pajak.

DMX|creativedisc.com
DMX|creativedisc.com
Catatan kriminal para rapper di atas bukan berarti menandakan bahwa musik rap dekat dengan kekerasan dan kejahatan karena banyak rapper di luar sana yang memiliki imej bersih seperti Kendrick Lamar, Pharrel Williams, Chance The Rapper, dan Rakim.

Tak dapat dipungkiri bahwa banyak lirik lagu rap yang berisi tentang kekerasan dan kejahatan walaupun garis antara kenyataan dan dramatisasinya masih kabur.  Namun demikian, Stephanie Smith-Strickland dalam artikelnya yang berjudul "Can We Stop Blaming Hip-Hop For Violent Behavior Already?"  menyatakan adanya kekurangan bukti empiris tentang korelasi hip-hop (rap) dengan kekerasan.

Selain menyoroti bahaya tumbuh dalam kemiskinan, musik rap hanya menjadi pencerminan suara jalanan yang lebih realistis dan mendalam.  

Sekian.

Referensi bacaan : Iconcollective, Newsweek,  Digitalcommons, Octiive, Rolling stone, Grunge.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun