Bagaimana dengan mata, adakah bahan berbahaya yang dapat mempercantik mata wanita di masa lalu?
Tentu saja ada, yaitu Belladona. Â
Untuk mendapatkan tampilan mata yang cerah, berair dan melebarkan pupil, para wanita era Victoria kerap memakai Belladona yang merupakan tumbuhan beracun. Â Sedangkan untuk meredakan iritasi mata, mereka menggunakan obat tetes yang berasal dari campuran opium, amonia, dan air mawar.
Selain kecantikan kulit dan wajah, kecantikan rambut pada masa lampau kerap mendatangkan mara bahaya. Â Betapa tidak, di zaman Tudor (1400-1600) para wanita mewarnai rambutnya dengan menggunakan campuran belerang dan timbal. Â Kala itu warna rambut favorit adalah pirang.
Akan halnya sekitar tahun 1900, wanita memberi aksen gelombang pada rambutnya dengan menggunakan mesin  berupa setrika panas yang digantungkan di langit-langit.  Perawatan ini dapat memakan waktu 6 sampai 10 jam. Beberapa insiden pun kerap terjadi seperti tersetrum listik, rambut hangus, kebotakan parsial, dan terkena lelehan plastik dari alat tersebut. Â
Demi menjadi cantik modifikasi tubuh pun tak ketinggalan dilakukan oleh wanita-wanita masa lalu. Â Para wanita Jepang tempo dulu menghitamkan giginya demi terlihat dewasa dan beradab. Â
Selain itu, mereka menganggap benda berwarna hitam pekat itu cantik. Â Â
Para praktiksi Ohaguro ini menggunakan larutan bernama kanemizu yang terbuat dari besi asetat yang dicampur cuka dan tanin untuk menghasilkan gigi hitam yang mengkilap. Kabar buruknya, bahan-bahan ini dapat menyebabkan kerusakan gusi permanen.
Di Tiongkok, kaki kecil yang kerap disebut golden lotus sangat didambakan oleh wanita karena memberi nilai tinggi di hadapan calon suami. Â Kaki berukuran 3 inchi itu didapat dengan mengikat kaki sejak mereka berusia 5 atau 6 tahun.Â
Prosesnya sendiri sangat mengerikan, kaki yang akan diikat dicelupkan ke dalam air panas dan kukunya dipotong pendek. Â Setelah itu dipijat dan diminyaki lalu semua jari kaki kecuali jempol dipatahkan dan diikat rata dengan telapak kaki sehingga membentuk segitiga.
Setelah dibebat oleh pita sutra, mereka pun diharuskan berjalan dengan durasi yang panjang untuk mempercepat pembentukan kaki kecil.