Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hai, Namaku Luka

18 April 2018   17:15 Diperbarui: 18 April 2018   17:19 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki itu tertawa. "Ah santai aja, serius banget. Luka kecil, gak harus sampai dibawa ke rumah sakit ini."

Sebuah taksi berhenti dihadapan mereka seiring dengan berakhirnya obrolan tentang banyak hal antara Fitri dan lelaki itu.  Lalu lelaki beraroma maskulin itu mengucap selamat jalan dan melambai sesaat sebelum Fitri menaiki taksi yang akan membawanya pulang. Fitri tersenyum, baru kali ini ia mengobrol panjang lebar dengan seseorang tanpa ada jabat tangan dan saling menyebut nama.  Hari yang ganjil, begitu batinnya.

***

Fitri menatap ibunya tak percaya ketika mendengar perkataan yang keluar dari wanita yang ia sayangi itu. Baru satu hari ia berada di rumah dan tiba-tiba ia merasa ingin segera kembali ke kota dimana ia bekerja karena perkataan sang ibu yang sangat mengganggunya.

"Jadi hal ini yang membuat Ibu memintaku pulang?"

"Fit, mengertilah, adikmu Wahyu sebentar lagi akan dilamar." Ibu dan Fitri sama-sama cemberut.

"Terus masalahnya apa bu?"

"Apa kamu mau di langkahi adikmu?"

"Untuk ku itu bukan masalah besar Bu. Aku rela dan ikhlas kok."

"Tapi ibu tidak rela, Nak."

"Bu, jodohku belum datang dan aku gak mau menghalangi kebahagiaan Wahyu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun