Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Terakhir (Bagian 11)

4 April 2018   15:38 Diperbarui: 25 Agustus 2020   22:02 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ngaruh lah, kamu tuh banyak nanya kayak wartawan." Dandy berbisik di telinga Rein.

"Aku mau pulang." Rein mendengus kesal. "Lain kali kalau mau atraksi kayak gini kasih tahu aku jadi aku gak bakalan samperin kamu."

"Haasy sana-sana pergi." Dandy kembali tergelak

Ilustrasi : aminoapps.com
Ilustrasi : aminoapps.com
.

Nyi**ng adalah hal lumrah yang banyak di lakukan oleh beberapa teman teman ngeband barunya Dandy. Ya, selinting daun ganja kering yang di bungkus dengan papir, dan di percaya bisa menumbuhkan rasa  percaya diri dan inspirasi.

Efek yang di hasilkan dari daun ganja persilangan antara Canabis Sativa dengan Canabis Indica ini berbeda beda pada setiap orangnya. Tapi yang paling banyak adalah memberikan efek euforia suka-suka kepada pemakainya, gembira sepanjang waktu, tertawa-tawa seperti yang terjadi kepada Dandy.

Setelah kemarin Rein memergoki Dandy tengah melayang tak keruan di belakang gedung kuliahnya, kini gadis itu kembali berada di tempat yang sama untuk menemui Dandy.  Tapi kali ini Dandy tidak terlihat seperti biasanya, tak ada tawa semingrah dan ocehan panjang pendek keluar dari mulutnya.  

Dandy terlihat lemas sekali, matanya kadang terpejam kadang terbeliak, sesekali ada senyum dan tawa aneh keluar dari mulutnya.  Rein merasa ada yang janggal dengan sahabatnya itu. Beberapa bungkus  makanan berserakan di sampingnya.  Dua botol kosong minuman soda pun tergeletak malas di sisi pemuda berkulit putih itu.  Rein menguncang  tubuh Dandy yang tersandar lemas di tembok, menepuk-nepuk pipinya, ia merasa ketakutan,  panik melandanya.

Orang pertama yang di ingatnya adalah Nara.  Rein berlari tergopoh menuju telpon umum  yang berada di dalam kantin jurusannya, memasukan koin yang tinggal satu-satunya untuk menyeranta Nara.

Nara baru saja membereskan mejanya, memasukan bindernya ke dalam backpack Alpina hitamnya ketika penyerantanya berbunyi.

Kak di belakang gedungku  penting rein.

Nara membaca pesan itu lalu mengerutkan dahinya, tanpa berpikir panjang ia bergegas menuju ke tempat yang dimaksud. Setibanya di sana apa yang di dapatinya, wajah pucat Rein yang terlihat panik. Di samping Rein ada Dandy yang tergeletak lemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun