Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Terakhir (Bagian 2)

13 Januari 2018   16:11 Diperbarui: 26 Agustus 2020   20:39 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu adalah hari terburuk baginya, adik lelaki yang ia sayangi dan ingin selalu ia jaga telah pergi untuk selamanya.  Dunianya mendadak menjadi sangat sepi, tak akan ada lagi cekcok mulut dengannya, tak akan ada lagi tawa renyahnya dan tak akan ada lagi semua rasa kesal yang sering timbul karena adik lelakinya itu. Semuanya akan hilang meninggalkannya dalam kesendirian.

***

Rein meletakkan tas gendong export-nya dengan asal diatas ranjangnya yang rapi. Ia mengingat lagi perkataan Nara tadi,  Jed telah pergi untuk selamanya.  Ia tidak akan bertemu dengannya lagi, begitu banyak hal menyenangkan yang akan segera hilang secara tiba-tiba.  Rein tertunduk, air matanya menetes satu persatu makin lama makin deras. 

Ia merasakan sakit dalam hatinya bagai ditikam pisau berkarat yang mengoyaknya tanpa ampun.  Akhirnya ia hanya bisa menangis dan menangis tanpa henti sampai kamarnya di selimuti kegelapan.  

Matahari telah menunaikan tugasnya, meninggalkan bumi dalam genggaman  malam.  Ia pergi untuk esok kembali.  Tapi Jed, ia pergi dan tak akan pernah kembali.  Rein bergelung di atas ranjangnya.  Tangisnya mulai mereda meninggalkan isakan berat.

Tak berapa lama ada suara ketukan di pintu kamarnya.

"Rein, kamu di dalam?"  terdengar suara Lea di luar.

"Rein, boleh aku masuk?" lanjutnya.

Rein tidak menyahut ia membiarkan Lea mengetuk pintu beberapa kali.

Terdengar suara bisik-bisik di luar.

"Semester ini Rein memutuskan untuk kos?" tanya sebuah suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun