"Kakak gak penasaran dengan apa yang dikatakan Papa disini?" Gene kembali menggeser ponselnya.
Lennon menatap adiknya, lalu menggeleng. "Aku telah mengacaukan semua, aku merasa bersalah, tidak hanya kepada Papa, tapi juga kepada Om Damon. Â Pertengkaran mereka pasti akan makin meruncing. Â Dan semuanya gara-gara aku, dik."
"Wah wah, gak perlu tes DNA untuk membuktikan bahwa Kakak adalah anaknya Papa. Â Sama-sama sensitif." Gene tergelak.
"Dengar nih Kak, disini Papa bilang bahwa kakak itu menarik, tampan, dan bla ... bla ..bla ... yang diturunkan dari siapa lagi kalau bukan dari Papa." Â Gene kini terbahak.
"Terus, Papa bilang lagi bahwa, setiap orang memiliki kesalahan dalam berbusana dan yang kakak lakukan ini adalah salah satunya. " Gene kembali tertawa.
"Aku pikir Papa tak akan menghukum kakak lagi. Â Yah, bagaimanapun juga, foto kakak ini memiliki andil yang lumayan besar bagi karir Papa." Â Gene tersenyum lebar kepada kakaknya.
"Maksud kamu?"
"Album solo Papa yang akan rilis beberapa hari lagi itu mendapatkan ajang promosi cuma-cuma karena semua berita ini."
Lennon mengerutkan dahinya.
"Secara gak langsung, kakak telah mendongkrak nama Papa ke permukaan."
Dua bola mata Gene kini sibuk memperhatikan layar ponselnya sementara ibu jarinya bergerak lincah, dari kiri ke kanan, atas dan ke bawah.