"Kurt Cobain kan dulu nya punker." Jed Menyeringai.
"Iya tapi sekarang kan sudah jadi dewanya grunge. Gak ada grunge kalo gak ada Cobain iya kan?"
"Menurut kakakku dewa nya grunge itu Neil Young karena Grunge itu akar nya sudah ada dari dulu, sejak tahun 70-an."
Rein melirik Jed, dahinya berkerut.
"Crosby, Still, Nash and Young?" Â Jangkrik menunjukkan telunjuknya pada Jed.
"Yap, kalau Cobain itu penerus atau pembangkit aliran ini yang telah lama tenggelam karena hingar bingarnya glam rock sama aliran kalian itu."
"Tapi banyak anak grunge yang Nirvanaisme banget. Mereka itu kalau gak bawain lagu Nirvana kayaknya gak afdol aja, fanatisme tingkat dewa," timpal Jangkrik.
"Nah itu dia, padahal band grunge sendiri kan banyak ada Pearl Jam, Sonic Youth, Soundgarden, Alice in Chains, The Melvins, Greenriver, Mudhoney." Â Jed menggaruk kepalanya.
"Mungkin berkat Nirvana lah grunge jadi naik lagi ya." Rendra memainkan stik drumnya.
"Seperti itulah kira-kira. Dan karena Kurt Cobain-nya sendiri yang telah pergi, dan membuat nama dia melegenda, di kenang terus sepanjang masa." Jed mengamini.
 "Lebih baik padam daripada pudar."  Rein berseru heroik.