Lagu pun usai, aku membuka mataku, dan terlonjak ketika wajah Hiro telah memenuhi pandanganku.
Hiro tersenyum, raut wajahnya tak lagi sekusut saat terakhir kali kami bertemu.
"Sibuk?" Aku bertanya sambil mengacungkan gawaiku dihadapannya.
Hiro nampak terkejut lalu tersenyum lebar.
"Oh, itu, maafkan aku."
"Itu tadi hasilnya?" Aku menyentuh telingaku.
Hiro mengangguk semringah. "Aku telah menemukan mereka, Del."
"Syukurlah. Akhirnya kamu mau bergerak maju."
Hiro mengangguk. "Aku rasa disinilah aku akan menambatkan jangkarku. Ini adalah pelabuhan terakhirku." Hiro berkata dengan penuh semangat.
"Pasti?"
"Semoga, aku ingin menjadikan ini sebagai akhir dari pertarunganku. Â Aku lelah, terlalu perih menyandang banyak luka goresan atas sesuatu yang ternyata bukan keinginan kita."