"Dari awal aku memang merasa gak pas sama Ryu, gitaris baru itu. Dia ini bawaannya bikin aku emosi. Improvisasi seenak-udelnya."
Hiro membereskan berkas-berkasku, itu tandanya ia ingin didengar dan sebagai sahabat yang telah mengenalnya sejak enam tahun silam, aku mafhum dibuatnya.
"Terus?" Aku menatap wajah gusar itu.
"Ya aku protes dong, eh Panca dan Adril  malah mecat aku. Udah kayak gerombolan mafia aja tingkahnya."
"Aku tau, aku memang bukan founder tapi seharusnya mereka menghargai pendapatku juga kan?" lanjut Hiro berapi-api.
Aku mengangguk.
"Aku dan mereka itu berada dalam satu lingkaran, gak sepantasnya mereka berbuat begitu padaku."
"Jadi gimana? Kamu terima pemecatan kamu itu?"
Hiro mengangguk. "Untuk apa mempertahankan sesuatu yang sudah tak layak untuk dipertahankan."
Bagian ini aku mengangguk setuju.
***