Dia tidak berhak melakukan ini.
Dengan segera Rein merapikan tasnya, dadanya terasa begitu sesak, kepala nya begitu pening. Ia melihat sekilas ke pintu aula yang tengah di kunci. Shia berjalan ke arahnya diikuti, Maya, Indra dan dua orang lainnya. Sedangkan Jed, Nara dan Ratri menghampiri Taft biru milik Jimmy.
Sementara Shia membukakan pintu samping untuk teman temannya. Hati kecil Rein berkata “Kamu gak pantas menerima perlakuan kasar ini Rein, turun dan pulang bersama Jojo adalah jalan terbaik.”
Rein pun memutuskan untuk turun.
“Aku pulang sama Jo.” Ia berjalan cepat ke arah Jojo yang tengah membuka pintu mobilnya.
Shia mengikutinya, menangkap tangannya. “Masuk!” perintahnya dingin.
“Kali ini aku gak mau, jangan paksa aku Shi.” Suara Rein bergetar, pipinya masih terasa panas oleh tamparan Shia.
“Reinaka!” seru Shia di keheningan malam. Rein tak menghiraukan panggilan kesal Shia.
Sementara itu mata semua orang tertuju pada mereka berdua tak terkecuali Jed. Jed terlihat khawatir, ia tahu ada yang salah dengan Rein dan Shia.
Jojo membuka pintu Katana hitamnya dari dalam.
“Gak apa-apa pulang sama aku?” tanya Jojo. Rein mengangguk.