Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Penghujung Senja (11)

16 Maret 2017   16:16 Diperbarui: 23 November 2023   18:09 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : askideas

Rein menghentikan langkahnya. Beberapa bulan yang lalu jauh sebelum ia berkenalan dengan Jed, Mahendra pernah mengutarakan isi hatinya.  

Mahendra adalah teman satu kelompoknya ketika ia mengikuti  semacam pendidikan dan latihan kedisiplinan dan bela negara yang wajib di ikuti oleh semua mahasiswa tahun pertama.  

Pelatihan yang diadaptasi secara militer berlangsung selama dua minggu di sebuah komplek ketentaraan itu meninggalkan suatu jejak yang sangat mengganggu di hatinya.  

Mahendra adalah satu dari banyak teman baru beda jurusan yang ia kenal di ajang itu. Ia anak yang baik, tapi kadang membuat Rein merasa risi, karena ia selalu ada dimana pun Rein berada. Lea bahkan menjulukinya Maherazzi alih-alih Paparazzi

Lamunan Rein buyar ketika Mahendra kembali bertanya kepadanya.

“Iya,  aku dengan kamu?” Raut wajah pemuda berkacamata itu terlihat berharap.

“Aku kan sudah bilang kalau kita tuh lebih baik berteman aja.”

“Gak bisa gitu dong.” Protes pemuda berkemeja rapi itu.

“Loh gak bisa gimana?” 

Tanya Rein sambil terus melangkahkan kakinya.

“Kita tuh gak bisa cuma berteman aja, aku tuh suka kamu.” Mahendra berbicara dengan lantang mengusik kesunyian suasana selasar yang mereka lewati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun