Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Serendipity

18 November 2016   16:01 Diperbarui: 18 November 2016   18:44 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ge duduk berputar-putar di atas kursinya dengan gelisah. Kopinya telah tandas. Erwin menjinjing laptopnya dan beranjak.

"Ge, jangan terlalu keras berpikir. Jadilah anak yang baik barang satu hari saja." Erwin menepuk bahunya, sementara ia hanya bisa tersenyum tipis.

"Pulang Ge, istirahat, besok ada pertemuan yang harus kamu hadiri kan?" Erwin berteriak dari bawah tangga.

*

Fe bergegas menuruni tangga ketika terdengar suara deru motor yang sangat gaduh di luar sana. Agus tidak ada di tempatnya. Secepat kilat ia berlari ke arah pintu ketika ia mendengar teriakan-teriakan kasar diselingi dengan suara gas motor yang meraung-raung.

"Prang!"

Kini terdengar suara kaca pecah. Ada rasa was-was yang menyembul di hatinya namun tak urung membuatnya membuka pintu.

"Agus!" Fe berteriak demi melihat Agus yang kini terduduk di jalanan yang sepi.

"Mbak Fe, jangan keluar, masuk Mbak," Agus berteriak sambil meringis menahan sakit. Dahinya dipenuhi leleran darah.

Fe melihat beberapa motor parkir tak beraturan di depan minimarket yang kacanya pecah. Ada beberapa orang yang entah tengah melakukan apa di dalam minimarket itu. Teriakan, tawa, perkataan kotor bersahut-sahutan dari dalam sana. Walau ada rasa takut yang menyelubunginya, tak ayal Fe berlari menghampiri Agus.

"Mbak Fe, tolong telpon polisi," Agus berbisik lemah lalu pingsan. Darah mengucur hebat dari kepala dekat dahinya. Dalam kepanikan Fe melepas cardigannya lalu membebat kepala Agus dengan segera. Tergesa ia mengeluarkan ponsel dari tasnya. Ia sama sekali tak mengetahui bila ada yang tengah menghampirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun