Bu Amir menatap Dela Dan langsung mecubit kedua pipi Dela dengan gemas.
"Oalah kamu sudah gede tho nak, ibu kok gak tahu ya? Kamu jarang keluar sih. Mbok main ke rumah ibu, nanti ibu kenalin sama si Genta, anak Ibu yang guanteng se jagat raya." Bu Amir tertawa renyah.
Dela tersenyum malu.
"Promosi nya di tunda dulu bu, sekarang saatnya membantu mbak Del."
"Waktu kita ndak banyak, tinggal satu jam lagi lo ya." lanjut pak sekte.
"Wokey pak sekte. Nanti dulu, aku mau panggil pasukan dulu ya. Tunggu sebentar."
Bu Amir bergegas keluar, tak lama ia kembali dengan membawa rombongan. Wajah wajah di rombongan itu ada yang Dela kenal ada juga yang tidak. Mendadak sontak Rumah Dela menjadi hiruk pikuk bagai suasana pasar.
Satu jam yang penuh ilmu bagi Dela. Ia perhatikan sungguh sungguh apa yang dikatakan ibu ibu para tetangga nya itu. Belum pernah Dela merasa sesenang ini berkumpul dengan kaum ibu. Banyak pengetahuan yang dapat dalam hal masak memasak, terutama masak jengkol.
***
Suasana di halaman rumah pak RW yang luas sungguh meriah. Jantung Dela berdegub keras, ia merasa begitu grogi. Tapi kegrogian nya sedikit demi sedikit menghilang karena teriakan yang berisi dukungan dari lima ibu yang membantunya tadi.
Dela mendengarkan dengan khidmat peraturan yang di bacakan oleh panitia. Dela puas, semua yang ia butuhkan telah ada di mejanya. Saatnya mempraktekan teori yang Bu Amir, Bu Gun, Bu Aris, Bu Ali Dan Bu Gian paparkan tadi. Dela berharap semua nya berjalan dengan lancar.