Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lingkaran Lima #9: Tikar Keramat

20 Mei 2016   14:47 Diperbarui: 1 Juni 2022   18:19 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya memang ada ranting di sana yang ketiup angin Dan menghasilkan suara ketukan di jendela, tapi perasaan gue tetep aja gak tenang. Gue tadi bener bener ngeliat seseorang di luar sana. Entah siapa dan mau apa.

***

Pagi itu gue terbangun dengan hiasan mata panda. Tapi temen-temen gue gak pada notice. Mereka sibuk dengan euforianya akan pantai. 

Hari itu rencananya kami bakal berlayar. Pake perahu nelayan yang berjajar rapi di tepian pantai. Bagi Sandy, Ratna, Lia dan Jappar, perahu bermotor tunggal itu terasa bagaikan Love Boat. 

Bagi duo A, perahu itu bagaikan kombinasi antara Flying Dutchman dan Mary Celeste. Dan bagi gue plus sisa teman lainnya, perahu itu bagaikan KRI Clurit yang berkecepatan 30 knot, siap menyerang dan memberangus gerombolan perompak genit di hutan belantara sana.

Setelah bermain air di tepian pantai berpasir putih, saatnya penjelajahan hutan. Seperti yang gue bilang tadi, di dalam sana banyak perompak nya. 

Duo A sih seneng aja menghadapi kenyataan itu. Empat sekawan yang sedang fall in love gak peduli dengan dunia. Si Anti udah siap-siap dengan tendangan apchaginya. Susan mengendap-endap di balik punggung Fani. 

Juli mulai pasang tampang serem yang saking seremnya sampe bikin gue geli. Sedangkan Arya sibuk nyembunyiin tas ransel ke dalam T-shirtnya yang ngebuat penampilannya kayak emak-emak hamil tujuh bulan. Sementara gue jalan blingsatan dari punggung satu ke punggung lainnya.

Di depan sana gerombolan perompak udah pada nyengir, naik-naikin alis dengan mata jelalatan. Mereka mulai berloncatan dari pohon dan semak belukar. Gaya kita nih ya udah kayak predators versus aliens. 

Mau tidak mau sebagai spesies homo sapiens yang derajatnya lebih tinggi dari mereka, kami harus nyusun strategi buat menangkis serangan Negara Api. Gue nyesel banget kemaren ini gak ikutan ujian Chunin bareng Naruto, Sakura, dan Sasuke jadi gue gak tau kekuatan gue yang sebenernya.

Dan seperti yang sudah diramalkan oleh Jayabayar, gue sama temen-temen gue kocar-kacir menyelamatkan diri dari serangan para perompak makanan yang berjenis macaca fascicularis itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun