"Kamu baik baik saja. Sekarang senyum sedikit, satu dua tiga..." Sebuah kilatan cahaya menerpa wajah pucat Andra.
***
Hari wisuda semakin dekat, Raya memeriksa kembali isi tas nya. Sepatu itu masih di sana. Ia bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia bisa melunak kan hati Andra yang telah membatu.
Aku tidak akan tahu bila tidak mencoba.
***
Raya merangkul punggung Andra untuk membantunya berjalan. Sesi terapi sore nya telah usai beberapa menit yang lalu.
Andra meringis ketika ia mendaratkan tubuhnya di kursi rodanya.
"Kamu gak pa pa?"
Andra mengangguk.
"Terkadang masih terasa sakit. Dokter Liem berkata, setidaknya butuh 24 minggu untuk memulihkan kondisiku seperti semula." Andra menghembuskan nafasnya berat.
"24 minggu bukanlah waktu yang lama. Dan bila kamu mau, kamu bisa memendekkan waktunya. Apapun yang terjadi aku akan selalu ada disini untuk mendukung kamu. Semangat ya."