Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Punk's not Dead

15 April 2016   16:14 Diperbarui: 15 April 2016   18:25 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Baim itu anak buah dia kan? Ini pasti suruhan dia."

Bayu menggeleng lagi. "Bang Ray gak tahu apa apa, Baim bertindak atas inisiatif sendiri. Awalnya Baim dengan Tony ingin memperingatkan Daniel karena membuat Bang Ray marah. Mereka mencari waktu  saat Daniel tengah berjalan sendirian. Kata Tony mereka sempat adu mulut, Baim emosi, lalu nyerang Daniel dengan pisau belati nya yang selalu ia bawa ke mana mana. Daniel langsung terkapar. Tony ketakutan, ia lari tunggang langgang ke markasnya untuk melapor ke Bang Ray."

Bayu menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. "Bang Ray yang bawa Daniel ke sini. Dia telpon aku sambil nangis Meg. Bang Ray sangat terpukul sekali. Tadi dia sudah di periksa polisi, Baim sedang dalam pengejaran, Tony telah menyerahkan diri."

Megan menatap Rayda yang sedang menutup wajahnya dengan kedua belah tangannya.

"Dia ketua, kenapa dia gak bisa kasih contoh yang baik ke anggotanya." Gumam Megan lirih.

"Om Indra dan Tante Sara sudah di kabari, Bay?"

Bayu mengangguk. "Om Indra sedang ada di Papua, Tante Sara ada seminar di Malaysia, mungkin baru nanti malam atau besok pagi mereka tiba."

Malam itu Megan tak henti hentinya berdoa untuk sahabatnya.  Dokter telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Daniel. Tapi tak ada seorang pun yang dapat menghindar dari takdir Tuhan. Tepat pukul 8 malam, Daniel menghembuskan nafasnya yang terakhir. Daniel yang selalu mencoba untuk menjauhi segala macam kekerasan, akhirnya harus pergi karena kekerasan itu sendiri. Megan, Bayu, beberapa anak komunitas mereka serta Rayda, malam itu menumpahkan tangis duka dan beribu doa di depan tubuh kaku Daniel yang jiwanya telah di panggil pulang oleh pemiliknya.

***

Sore itu langit seakan ikut menangis, menurunkan butiran bening yang jatuh satu persatu diatas payung payung hitam yang mulai di kembangkan. Air mata membanjiri tanah merah dan rerumputan yang meranggas. Kedua orang tua Daniel yang telah lama berpisah kini terlihat saling menguatkan satu sama lain. Sementara itu terlihat banyak sekali orang yang hadir untuk memberi kan penghormatan terakhir kepada Daniel, termasuk Rayda dan kelompoknya.

"Ini bukan akhir Meg, tapi ini adalah sebuah awal. Daniel memang telah pergi. Tapi segala sesuatu tentang nya akan selalu berada di sekitar kita. Dia meninggalkan warisan yang sangat berharga untuk kita." Megan mengangguk, bulir bening  turun satu persatu dari matanya yang sembab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun