Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membaca Bahasa Jepang Hanya Kurang dari Satu Jam, Kok Bisa?

29 Agustus 2023   09:00 Diperbarui: 29 Agustus 2023   09:10 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain belajar persiapan tes JLPT dengan level Nihongo, di WaGoMu, siapapun juga bisa belajar hapalan kosa kata, pola kalimat hingga kalimat kompleks dalam waktu maksimal 6 jam, serta belajar perubahan kata kerja selama 6 hingga 10 hari. 

Peluang Berkarya Secara Profesional di Jepang

Berdasarkan pengalaman yang Edis hadapi, banyak yang belajar di WaGoMu dengan berbagai latar belakang tujuan. Ada yang ingin kerja part time. Untuk bisa bekerja part time di sana, kita membutuhkan visa keluarga atau pelajar dengan menguasai N5. Sayangnya pemegang visa magang ini tida bisa pindah-pindah perusahaan.

Sementara yang mengejar level N4, nantinya bisa mendapatkan visa Tokutegino atau visa kerja permanent resident. Hal ini dikarenakan mereka yang memegang level N4 biasanya juga memiliki skil tertentu sehingga bisa berpindah pekerjaan. 

Menurut Edis, ada juga yang ingin belajar bahasa Jepang ntuk menjadi profesional atau pebisnis. Para pebisnis ini sering mendapatkan visa Start Up yang nantinya akan membuat business plan dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Nah, kebanyakan orang yang belajar WaGoMu menurut Edis bukanah orang yang mau bekerja di jepang. Melainkan mereka yang jadi pengusaha. 

Sementara itu di Jepang sendiri saat ini megalami masalah aging population. Banyak orang jepang yang semakin tua tapi generasi mudanya semakin sedikit. Karena itulah, saat ini peluang untuk menjadi perawat lansia di Jepang cukup banyak dibutuhkan. 

Berkebalikan dengan masalah di indonesia yang justru banyak pengangguran. Jepang butuh tenaga kerja, indonesia tempat pekerjaan. Sayangnya dan seringnya, ada masalah atau hambatan bahasa.

Pesan Edis bagi siapapun yang ingin berkarir di Jepang adalah milikilah kompetensi. Kita bisa mengejar banyak pelatihan ini itu. Namun tetap nantinya yang dilihat adalah sklill khusus apa yag kita miliki. 

Terkait kompetensi bahasa Jepang, orang Indonesia yang ingin bekerja di sana harus bisa menulis, mengetik, mendengarkan dengan baik, juga membalas percakapan. 

Agar tidak kalah bersaing dengan tenaga kerja lain khususnya antar warga negara asing di Jepang, pesan Edis, paling tidak kita harus menguasai level N4. Jika belum menguasai, ia sangat berharap untuk siapapun tidak tergoda iming-iming masuk lembaga tenaga kerja manapun yang menjanjikan bisa bekerja di Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun