Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membaca Bahasa Jepang Hanya Kurang dari Satu Jam, Kok Bisa?

29 Agustus 2023   09:00 Diperbarui: 29 Agustus 2023   09:10 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay, fotografer djedj 

Dulu saya berpikir, seandainya bisa ke luar negeri, ada beberapa negara yang tidak ingin saya kunjungi. Salah satunya adalah Jepang. 

Alasannya, negara tersebut memiliki bahasa hingga tulisan yang di mana-mana berbahasa Jepang. Sementara, kemampuan bahasa asing saya yang familiar adalah bahasa Inggris. 

Coba bayangkan kalau saya tersesat, ingin ke toilet umum, jalan-jalan, sepanjang mata memandang, yang ada hanyalah huruf kanji. Mau mengajak orang sana bicara pun harus pakai bahasa Jepang.

Jadi saya pikir kalau mau ke Jepang, tentunya saya harus banyak persiapan belajar bahasa Jepang dulu juga tulisannya. Pikir saya, kok ya butuh waktu dulu dong jikalau mau ke sana!

Tapi, ada satu orang yang justru berkata pada saya kalau bahasa Jepang itu mudah. Bahkan dalam waktu kurang dari satu jam bisa membaca bahasa Jepang. Pikir saya, bagaimana caranya?

Tanam Mindset Dulu, Bahasa Jepang itu Gampang

Namanya Edis Jun. Ia menantang saya dan beberapa teman blogger untuk belajar huruf Jepang hanya kurang dari satu jam di channel Youtubenya, WaGoMu #JapaneseClass.

Ada dua video yang ia sarankan untuk bisa kami pelajari. Satu video belajar Hiragana dan Katakana. Cara belajarnya menggunakan ilustrasi dalam Kana Card. 

Sumber foto: website j-class.id
Sumber foto: website j-class.id

Tak hanya di channel Youtube, kita juga bisa belajar bahasa Jepang secara gratis dari berbagai konten yang dibagi Edis dalam akun TikTok dan Instagramnya.

Namun jika kita ingin belajar secara sistematis, tahu arah apa dulu yang harus kita pelajari hingga materi apa dan apa untuk pelajaran berikutnya, Edis pun membuka peluang untuk belajar dengannya di WaGoMu Japanese Class.

Di sana, Edis menawarkan banyak hal terkait belajar bahasa Jepang secara online. Mulai dari menguasai huruf Jepang dalam waktu kurang dari 1 jam, bisa lulus ujian N4 dalam waktu 15 hari mulai dari nol, hingga bisa mendapatkan skill double degree tanpa harus kuliah double.

Dari hasil ngobrol dengan beliau, saya baru tahu lho kalau memang bukan saya sendiri saja yang punya tantangan jika harus menguasai tulisan dan bahasa Jepang. Karena faktanya mereka yang kuliah bahasa Jepang, saat lulus pun masih harus mengejar kelulusan dari JLPT.

JLPT atau Japanese Language Proficiency Test sendiri merupakan standar sertifikasi kompetensi bahasa Jepang yang berlaku di seluruh dunia sejak tahun 1984. Sertifikasi ini sendiri biasanya dibutuhkan bagi siapapun yang ingin studi atau bekerja di Jepang maupun lembaga perusahaan Jepang pada umumnya. 

Levelnya mulai dari yang paling dasar adalah N5 hingga yang paling tinggi adalah N1. Nah, standar dari Dikti sendiri bagi mereka yang lulus kuliah S1 bahasa Jepang, mereka harus ikut tes lagi JLPT level N3. 

Uniknya kata Edis, ternyata banyak juga yang meski sudah lulus S1 bahasa Jepang tapi tidak atau belum lulus level N3. Waktu dengar ini, dalam hati saya sempat berkomentar, lha, mereka yang kuliah beberapa tahun bahasa Jepang saja bisa sampai begitu tantangannya. Apalagi saya yang dari nol banget!

Level N atau singkatan dari Nihongo ini biasanya dijadikan standar yang berbeda-beda oleh pemerintah Jepang. Misalnya untuk mengantongi visa studi, paling tidak kita harus bisa lulus level N5 atau N4. 

Mereka yang ingin sudah lulus N4 nantinya bisa punya visa kerja tapi bukan magang. Jadi level ini diperuntukkan bagi pekerja yang lebih spesifik bidangnya, atau punya keahlian. Sedangkan level N3 adalah untuk yang setara S1.

Biasanya mereka yang ingin menguasai bahasa Jepang dari nol hingga N5, standarnya membutuhkan waktu 3 bulan. sedangkan Sedangkan level N5 ke N4 membutuhkan waktu 3 bulan. 

Uniknya kalau di WaGoMu, Edis mengajak siapapun untuk bisa menguasai N4 lewat akselerasi. Tidak perlu ke menguasai N5 terlebih dulu. Dan dari nol hingga bisa mendapatkan N4, waktu yang dibutuhkan hanya dalam waktu 15 hari. 

Sementara untuk N3 yang setara S1, dari proses N4 ke N5 membutuhkan waktu selama 3 bulan. Jadi total jika di WaGoMu, orang bisa ambil N3 dengan waktu seluruhnya selama 6 hingga 7 bulan. 

Selain belajar persiapan tes JLPT dengan level Nihongo, di WaGoMu, siapapun juga bisa belajar hapalan kosa kata, pola kalimat hingga kalimat kompleks dalam waktu maksimal 6 jam, serta belajar perubahan kata kerja selama 6 hingga 10 hari. 

Peluang Berkarya Secara Profesional di Jepang

Berdasarkan pengalaman yang Edis hadapi, banyak yang belajar di WaGoMu dengan berbagai latar belakang tujuan. Ada yang ingin kerja part time. Untuk bisa bekerja part time di sana, kita membutuhkan visa keluarga atau pelajar dengan menguasai N5. Sayangnya pemegang visa magang ini tida bisa pindah-pindah perusahaan.

Sementara yang mengejar level N4, nantinya bisa mendapatkan visa Tokutegino atau visa kerja permanent resident. Hal ini dikarenakan mereka yang memegang level N4 biasanya juga memiliki skil tertentu sehingga bisa berpindah pekerjaan. 

Menurut Edis, ada juga yang ingin belajar bahasa Jepang ntuk menjadi profesional atau pebisnis. Para pebisnis ini sering mendapatkan visa Start Up yang nantinya akan membuat business plan dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Nah, kebanyakan orang yang belajar WaGoMu menurut Edis bukanah orang yang mau bekerja di jepang. Melainkan mereka yang jadi pengusaha. 

Sementara itu di Jepang sendiri saat ini megalami masalah aging population. Banyak orang jepang yang semakin tua tapi generasi mudanya semakin sedikit. Karena itulah, saat ini peluang untuk menjadi perawat lansia di Jepang cukup banyak dibutuhkan. 

Berkebalikan dengan masalah di indonesia yang justru banyak pengangguran. Jepang butuh tenaga kerja, indonesia tempat pekerjaan. Sayangnya dan seringnya, ada masalah atau hambatan bahasa.

Pesan Edis bagi siapapun yang ingin berkarir di Jepang adalah milikilah kompetensi. Kita bisa mengejar banyak pelatihan ini itu. Namun tetap nantinya yang dilihat adalah sklill khusus apa yag kita miliki. 

Terkait kompetensi bahasa Jepang, orang Indonesia yang ingin bekerja di sana harus bisa menulis, mengetik, mendengarkan dengan baik, juga membalas percakapan. 

Agar tidak kalah bersaing dengan tenaga kerja lain khususnya antar warga negara asing di Jepang, pesan Edis, paling tidak kita harus menguasai level N4. Jika belum menguasai, ia sangat berharap untuk siapapun tidak tergoda iming-iming masuk lembaga tenaga kerja manapun yang menjanjikan bisa bekerja di Jepang.

Ingin Hapus Mindset Belajar Bahasa Jepang Itu Susah dan Mahal

Sebetulnya, Edis sebagai pendiri dari WaGoMu Japanese Class ini bukanlah orang Jepang, keturunan Jepang, bahkan pernah belajar bahasa Jepang pun tidak melewati jalur formal. 

Bahkan Edis sendiri lahir dari keluarga yang buta huruf. Pendidikan yang ditempuhnya pun hanya sampai SMA. Pernah ia kuliah. Namun putus di semester 4 karena diterima bekerja di perusahaan di Jepang. Ia pun lalu bekerja di sana hingga 3 tahun lamanya. 

Sumber foto: website j-class.id
Sumber foto: website j-class.id

Di tahun 2015 hingga 2021, Edis membuat sebuah blog bernama WaGoMu. Ia lalu membangun sebuah perusahaan IT yang membuatkan atau mengelola website untuk perusahaan di Jepang, dalam bahasa Jepang. Perusahaan itu bernama PT Wagomu Creative Asia. 

Dengan pengalamannya menguasai bahasa Jepang hingga bisa bekerja di sana secara profesional, Edis merasa heran saat tahu banyak orang menilai bahasa Jepang itu susah dan mahal. Ia pun tidak setuju dengan hal itu.

Sementara itu, ia juga gelisah saat tahu banyak orang muda yang ingin bekerja di Jepang, sampai habis puluhan juta, tapi malah tidak jadi berangkat. Mereka tertipu dengan oknum yang mengaku bisa membawa mereka bekerja di Jepang.

Karena itulah, Edis punya misi untuk membuat WaGoMu Japanese Class di tahun 2018. Ia berharap makin banyak orang yang sadar untuk tidak terburu-buru masuk lembaga kerja manapun sebelum pegang N4. 

Nama WaGoMu sendiri diambil dari bahasa Jepang yang artinya gelang karet. Ini berawal dari pengalamannya yang pernah mengikuti lomba pidato bahasa Jepang hingga kemudian diundang menjadi pemateri dalam sebuah acara. 

Dalam materi yang dibawakan saat acara tersebut, ia mengangkat filosofi WaGoMu sebagai karet gelang yang bisa menghubungkan dunia. Nama inilah yang kemudian ia wujudkan dalam perusahaannya, ya diharapkan dapat menjadi jembatan paling tidak antara Indonesia dengan Jepang. 

Awalnya WaGoMu Japanese Class dibangun dari chanel youtube. Siapapun bisa belajar bahasa Jepang gratis di sana bermodal kuota internet atau wifi publik. Seiring waktu, Edis merambah ke platform Instagram dan TikTok. 

Sumber foto: website j-class.id
Sumber foto: website j-class.id

Malah di tahun 2020, akunnya terlibat dalam campaign ‘Sama-sama Belajar.’ Ia diminta TikTok untuk membuat 15 konten yang dibayar oleh TikTok. 

Dengan WaGoMu, Edis punya mimpi untuk mengajak banyak orang Indonesia berkarya secara profesional di Jepang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun