Padahal tujuan kebanyakan orang mengonsumsi Vitamin C adalah untuk mendapatkan zat antioksidan. Zat ini sangat bermanfaat untuk melawan radikal bebas.Â
Sedangkan yang dimaksud prooksidan adalah kemampuan yang bisa meningkatkan stres-oksidatif dalam tubuh kita. Dan ini bisa menyebabkan peradangan terutama di pembuluh darah atau bagian tubuh yang lain.Â
Bahayanya Vitamin C Tinggi Kadar Gula
Dari penjelasan tadi, bisa disimpulkan bahwa dr Hans berpesan agar kita sebaiknya menghindari vitamin C yang sintetis. Karena Vitamin C ini hanya mengandung asam askorbat.Â
Ia pun berpesan untuk menghindari vitamin C yang tinggi gula. Ini dikarenakan struktur kimia Vitamin C dan glukosa atau gula itu sangat mirip.Â
Sementara itu di tubuh kita, ada reseptor yang bisa jadi malah memilih untuk menyerap gula dari pada Vitamin C. Efeknya, malah bisa menuju ke masalah metabolik.Â
Dan parahnya, kita malah tetap kekurangan Vitamin C. Tentunya lucu kan kalau konsumsi Vitamin C tapi kok malah tidak dapat Vitamin C.Â
Setelah menyimak penjelasan tersebut, jangan terburu-buru lho ya untuk langsung menghakimi bahwa semua yang tidak alami dan mengatakan kalau mengandung Vitamin C itu tidak baik bagi tubuh kita. Misalnya mulai dari suplemen, minuman, makanan, atau segala yang tidak langsung berasa dari buah, sayur, atau makanan dari alam lainnya.Â
Karena dalam komentar TikToknya, dr Hans mengatakan, sebetulnya ya ada kok suplemen Vitamin C yang memiliki kandungan komplek. Tidak hanya mengandung Asam Askorbat. Tapi ya itu, harganya biasanya mahal!
Jadi, yuk cek kandungan Vitamin C yang kita konsumsi dari suplemen, minuman kesehatan, atau yang lainnya. Apakah hanya ada Asam Askorbat, atau tidak ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H