Vitamin C yang Sebaiknya tidak Dikonsumsi
Ternyata, Vitamin C yang dimaksud oleh dr Hans tersebut adalah Vitamin C sintetis. Jadi jika kebanyakan dari kita selama ini mengenal Vitamin C saja, ternyata ada juga Vitamin C yang sintetis dan yang alami. Dan kedua Vitamin C ini berbeda kandungan zatnya.
Vitamin C yang sintetis hanya mengandung Asam Askorbat. Atau yang dalam bahasa Inggrisnya yaitu Ascorbic Acid.Â
Sedangkan Vitamin C yang alami berbentuk yang kompleks. Biasanya kita mendapatkan Vitamin C alami ini dari sayuran, buah, dan makanan alami lainnya.
Vitamin C yang alami dan yang sintetetis ini menurut beberapa jurnal penelitian, punya tingkat dan kemampuan penyerapan yang sama dalam tubuh. Namun aslinya menurut dr Hans, tidak sama.
Alasannya, karena Asam Askorbat yang merupakan satu-satunya yang terkandung dalam Vitamin C sintetis, sebetulnya hanyalah salah satu dari kandungan Vitamin C alami.Â
Vitamin C alami berbentuk kompleks, yang terdiri dari Vitamin P, Vitamin J, vitamin K, Copper atau Tembaga, dan Enzim Tirosinase. Ada yang merasa asing dengn Vitamin P dan J? Nah, saya pun juga bingung waktu menyimak video dr Hans.
Penjelasannya, Vitamin P sering juga disebut Bioflavonoid. P sendiri singkatan dari Permeability. Tugas dari Vitamin P sendiri adalah menjaga permeabilitas pembuluh darah.
Sementara itu, Vitamin J berfungsi untuk meningkatkan kapasitas oksigen di paru-paru.Â
Vitamin K berperan untuk menjaga pembekuan darah. Dan Copper adalah salah satu mineral yang bisa meningkatkan aktivasi Vitamin C. Itulah penjelasan lainnya dari kandungan Vitamin C alami.
Lantas jika kita berpikir Vitamin C justru mengandung antioksidan, nyatanya hal tersebut tidak bisa kita dapatkan dalam Vitamin C Sintetis. Menurut dr Hans, Vitamin C Sintetis ternyata justru tidak bersifat antiosidan. Melainkan, justru bersifat prooksidan.Â