Waktu malam yang larut sekali sengaja saya pilih sembari menunggu kondisi jalan lebih sepi dari kendaraan yang berlalu lalang.
Hingga tibalah saat menegangkan untuk pertama kali dalam hidup saya waktu itu, mengedarai motor sendirian!
Untungnya, sahabat saya Tari yang sekamar dengan saya, bersedia untuk bersepeda motor bersama dan mengawal saya pulang ke rumah.
Teknisnya waktu itu begini, Tari mengendarai motornya sendiri di depan, sedangkan saya di belakangnya mengendarai motor saya sendiri.
Segala teori mengedarai motor saya ingat-ingat sambil dag dig dug bersiap-siap menaiki motor.
Cerita singkatnya, pada akhirnya saya bisa sukses lho naik motor itu sendiri!
Saya girang dong pastinya. Demikian juga Tari yang langsung berwajah sumringah melihat saya yang bisa selamat sampai di tempat tujuan dengan aman tenteram damai.
"Oalah Ka... kayak begini apa ya rasanya kalau punya anak? Deg-degan tahu nggak berkali-kali aku melirik kamu dari kaca spion! Takut-takutnya entar kamu jatuh di jalan. Siapa coba yang mau nolong kalau cuma aku saja," ujar Tari dengan nada plong.
Aslinya, saat itu prosesnya tidak sepenuhnya lancar lho! Waktu di belokan dekat Polsek Batuampar saja, hampir saya terjatuh.
Waktu itu saya masih dalam kondisi yang tidak bisa mengoperasikan putaran gas di tangan sebelah kanan.
Barulah sampai rusun, saya diberitahu oleh Mbak Ruri jika saya harus mengenolkan gas sebelum memindahkan perseneling gigi motor di kaki kiri. Walah, pantas saja saat itu saya bolak balik terkaget-kaget karena motor saya yang tiba-tiba berjalan seperti orang batuk!