Mohon tunggu...
Ika Anggraini Aprilia
Ika Anggraini Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Sultan Agung

Dosen pengampu : Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd Aidaazizah@unissula.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Etika Bisnis dalam Pengambilan Keputusan Manajerial

14 Januari 2024   15:04 Diperbarui: 14 Januari 2024   15:04 3318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Etika bisnis adalah salah satu aspek terpenting yang harus menjadi fokus manajer dalam mengelola operasi bisnis. Etika bisnis adalah studi tentang situasi bisnis, tindakan, dan keputusan yang menjawab pertanyaan tentang benar dan salah. Etika bisnis mengacu pada tanggung jawab dan praktik bisnis yang tidak mempengaruhi pihak lain, baik internal maupun eksternal.

Pengambilan keputusan manajerial adalah proses memilih tindakan terbaik di antara berbagai pilihan untuk mencapai tujuan organisasi. Keputusan manajerial memerlukan pertimbangan etis. Hal ini karena keputusan mempengaruhi berbagai pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat, dan lingkungan. Oleh karena itu, manajer harus mempunyai kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan memilih alternatif yang berpegang pada prinsip etika bisnis.

Beberapa faktor yang mempengaruhi etika bisnis dalam pengambilan keputusan adalah undang-undang, peraturan pemerintah, budaya perusahaan atau bisnis, tekanan sosial, dan konflik antara standar individu dan kebutuhan organisasi. Manajer dapat menyeimbangkan situasi ini dan menghindari kesalahan umum dalam pengambilan keputusan strategis, seperti menerapkan budaya perusahaan yang tidak konvensional, salah memahami ekspektasi masyarakat, dan berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampaknya terhadap pemegang saham.

Proses pendekatan etika bisnis dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan untuk memecahkan banyak masalah yaitu dengan cara : Mengidentifikasi masalah, Mengidentifikasi pemangku kepentingan, Menentukan standar etika, Mengembangkan metode yang berbeda, Mengevaluasi pendekatan yang berbeda, Memilih opsi yang berbeda, Menerapkan keputusan, dan Mengevaluasi hasil. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu manajer membuat keputusan yang etis, rasional, dan efektif.

Penerapan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial merupakan upaya untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil manajer konsisten dengan prinsip etika bisnis. Pengambilan keputusan manajerial bertujuan untuk meningkatkan kualitas, keandalan, dan kinerja suatu organisasi. Penerapan etika bisnis dalam keputusan manajerial juga dapat mencegah atau mengurangi konflik, penipuan, korupsi, dan pelanggaran hukum yang dapat merugikan organisasi dan pemangku kepentingannya.

Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, penggunaan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial menjadi sangat penting. Etika bisnis merupakan landasan kokoh yang tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang sehat, namun juga menjadi pedoman bagi para pemimpin dalam pengambilan keputusan.

Artikel ini, akan mengkaji tentang konsep-konsep dasar etika bisnis dan pengambilan keputusan manajerial, faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial di perusahaan, dan manfaat, tantangan dan hambatan yang dihadapi manajer dalam menerapkan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial.

Konsep Dasar Etika Bisnis

Etika bisnis adalah standar etika yang berlaku terhadap tujuan dan prosedur pengambilan keputusan bisnis. Etika bisnis mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, keadilan, tanggung jawab, dan stabilitas. Etika bisnis dapat diterapkan pada tiga tingkatan : makro, meso, dan mikro.

1. Tingkatan makro yaitu etika bisnis mempelajari aspek moral dari keseluruhan sistem ekonomi.

2. Tingkatan meso yaitu etika bisnis mengkaji isu-isu etika dalam konteks organisasi seperti perusahaan, serikat pekerja, dan kelompok konsumen.

3. Tingkatan mikro yaitu etika bisnis berfokus pada perekonomian atau individu yang terlibat dalam bisnis.

Teori Etika Bisnis

Teori etika bisnis merupakan kumpulan nilai, norma, dan prinsip yang mengatur perilaku etis dalam dunia bisnis. Ada banyak teori etika bisnis, antara lain :

  • Utilitarianisme merupakan teori yang menyatakan bahwa perbuatan baik adalah perbuatan yang memberikan manfaat bagi orang banyak.
  • Deontologi merupakan teori yang menyatakan bahwa perbuatan baik adalah perbuatan yang mematuhi kewajiban moral atau hukum internasional.
  • Etika kebijakan merupakan suatu teori yang mengatakan bahwa perbuatan yang baik adalah perbuatan yang mencerminkan watak seseorang.
  • Etika hak asasi manusia adalah teori yang menyatakan bahwa perilaku yang baik adalah perilaku yang menghormati hak-hak dasar semua orang.
  • Etika kepedulian merupakan teori yang menyatakan bahwa perilaku yang baik adalah perilaku yang menunjukkan rasa cinta dan kepedulian terhadap orang lain.

Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Prinsip etika bisnis adalah aturan atau pedoman dalam menjalankan praktik bisnis. Prinsip-prinsip etika bisnis memiliki beberapa aspek :

  • 1. Prinsip kemandirian, yaitu kemampuan seseorang untuk bertindak tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
  • 2. Prinsip kejujuran, yaitu memberikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan kepada semua pihak yang berkepentingan.
  • 3. Prinsip keadilan, yaitu memperlakukan setiap orang secara adil tanpa diskriminasi.
  • 4. Prinsip saling menguntungkan, yaitu terciptanya hubungan dagang yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.
  • 5. Prinsip integritas moral, yaitu menjaga nilai-nilai moral dan etika dalam segala keputusan dan tindakan bisnis.

Beberapa contoh etika bisnis dalam kehidupan sehari-hari adalah :

  • Penggunaan etika bisnis adalah komitmen untuk menjaga kejujuran dan integritas dalam segala bisnis. Hal ini termasuk memberikan produk atau layanan seperti yang dijanjikan dan memenuhi kontrak dan perjanjian.
  • Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan prinsip dasar etika bisnis. Hal ini termasuk membayar pajak, mematuhi undang-undang lingkungan hidup dan undang-undang ketenagakerjaan.
  • Memperlakukan karyawan secara adil dan menghormati hak-hak mereka merupakan bagian penting dari etika bisnis. Hal ini termasuk memberikan upah yang adil, memberikan tunjangan dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
  • Membuat keputusan berdasarkan kejujuran dan moralitas daripada keuntungan adalah salah satu tantangan terbesar etika bisnis. Perusahaan harus menghindari situasi dimana kepentingan individu dan keluarga bertentangan dengan kepentingan perusahaan atau masyarakat.

Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Manajerial

Pengambilan keputusan manajerial adalah proses menentukan pilihan terbaik di antara beberapa pilihan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Proses ini melibatkan pertimbangan yang cermat, mempertimbangkan pro dan kontra, menganalisis biaya, manfaat dan risiko, serta mempertimbangakan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keputusan.

Karakteristik pengambilan keputusan manajerial

Karakteristik pengambilan keputusan manajerial memiliki beberapa aspek :

  • Kejelasan masalah : Tidak ada keraguan atau ambiguitas mengenai masalah.
  • Menetapkan tujuan : Satuan pemahaman tentang tujuan yang ingin dicapai.
  • Pengetahuan tentang alternatif : Semua alternatif yang diketahui, jenis dan hasilnya.
  • Preferensi jelas : Alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
  • Persetujuan : Semua pihak mendukung keputusan tersebut.

Gaya pengambilan keputusan manajerial

Gaya pengambilan keputusan manajerial adalah proses yang digunakan oleh manajer untuk menentukan pilihan terbaik di antara berbagai alternatif untuk mencapai tujuan organisasi.

Ada beberapa gaya pengambilan keputusan manajerial yang dapat digunakan, yaitu :

  • Otoriter : Manajer membuat keputusan sendiri tanpa campur tangan orang lain.
  • Konsultatif : Manajer mencari pendapat orang lain sebelum mengambil keputusan.
  • Partisipasi : Manajer melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan dan mencapai kesepakatan bersama.
  • Delegasi : Seorang administrator mendelegasikan suatu keputusan kepada orang lain yang mempunyai kekuasaan atau wewenang lebih.

Teknik pengambilan keputusan manajerial 

Selain itu, ada banyak teknik pengambilan keputusan manajerial yang membantu manajer menghadapi berbagai situasi :

  • Pohon Keputusan : Sebuah teknik yang menggunakan diagram mirip pohon untuk menunjukkan jalur, probabilitas, dan kemungkinan hasil yang berbeda.
  • Pemeringkatan Matriks : Metode yang menggunakan tabel untuk mengevaluasi tabel lain berdasarkan kriteria dan bobot yang ditentukan.
  • Analisis SWOT : Metode menganalisis situasi internal dan eksternal organisasi dengan menggunakan empat faktor (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman).
  • Teori Permainan : Seni menggunakan model matematika untuk menganalisis strategi dan tindakan pemain interaktif.
  • Pemograman Linier : Suatu teknik yang menggunakan persamaan linier untuk mengoptimalkan fungsi tujuan yang dibatasi oleh batasan tertentu.

Proses pengambilan keputusan manajerial

Proses pengambilan keputusan manajerial meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

  • 1. Menentukan permasalahan yang dihadapi perusahaan.
  • 2. Tentukan area masalah dan kriteria keputusan.
  • 3. Kembangkan lebih banyak jawaban dan kemungkinan solusi.
  • 4. Analisis setiap alternatif menggunakan metode seperti pohon keputusan, analisis risiko, analisis biaya-manfaat, analisis sensitvitas, dan lain-lain.
  • 5. Pilih pendekatan terbaik yang memenuhi kriteria keputusan dan memaksimalkan nilai operasional.
  • 6. Menerapkan usulan keputusan dan mengkomunikasikannya kepada pihak terkait.
  • 7. Menetapkan dan, jika perlu, menyesuaikan sistem manajemen dan mengevaluasi keputusan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial

Inilah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis atau tidak etis dari para pengelola bisnis. Faktor-faktor ini dapat berasal dari para manajer, lingkungan organisasi tempat mereka bekerja, serta budaya dan masyarakat tempat mereka beroperasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial adalah :

1. Kepribadian

Sikap dan nilai manajer sebagai individu. Kepribadian seorang dapat dibentuk oleh keluarga, pola asuh, keyakinan dan pengalaman hidup. Manajer dengan sikap positif cenderung lebih bertanggung jawab, jujur, dan adil dalam mengambil keputusan bisnis.

2. Pendidikan

Tingkat pengetahuan dan pemahaman manajer tentang proses bisnis dan hasil tindakan mereka. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pelatihan, studi dan informasi yang tersedia. Manajer yang memahami etika bisnis akan lebih mampu memahami dan menyelesaikan permasalahan etika yang muncul dalam bisnisnya.

3. Perilaku manajemen

Norma, nilai, dan etika organisasi tempat manajer bekerja. Tindakan suatu organisasi dapat mencerminkan visi, misi, tujuan, dan strateginya. Perilaku manajemen dapat mempengaruhi praktik bisnis dalam pengambilan keputusan manajemen dengan memberikan contoh, insentif, hukuman, atau tekanan kepada manajer untuk bertindak secara etis atau tidak.

4. Perbedaan budaya

Perbedaan nilai, adat istiadat, dan praktik yang ada di antara masyarakat yang berbeda. Perbedaan budaya mempengaruhi etika bisnis dalam keputusan manajemen dengan menciptakan perbedaan dalam perspektif, harapan, dan standar mengenai apa yang dianggap etis atau tidak etis dalam bisnis.

Manfaat menerapkan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial

Manfaat menerapkan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial berkaitan dengan nilai tambah yang diperoleh manajer dan perusahaan dari pengelolaan perusahaan sesuai dengan prinsip. Manfaat yang akan dirasakan manajer jika menggunakan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial adalah :

  • Menciptakan kepercayaan dan reputasi baik bagi perusahaan di mata pelanggan, mitra bisnis, dan pemegang saham.
  • Praktik bisnis perusahaan menjaga kepuasan pelanggan jangka panjang.
  • Mencegah aktivitas ilegal dan perselisihan hukum yang merugikan operasi bisnis dan berkontribusi terhadap kelangsungan bisnis jangka panjang.
  • Meningkatkan loyalitas dan kepuasan karyawan yang bangga dan mensyukuri nilai dan budaya perusahaan.
  • Menetapkan undang-undang dan peraturan terkait praktik bisnis yang baik.
  • Mendorong kreativitas dan kolaborasi antar karyawan dan pihak lain yang terlibat dalam perusahaan.
  • Tingkatan keunggulan kompetitif anda dengan menawarkan produk atau layanan berkualitas tinggi yang membedakan anda dari pesaing.

Tantangan menerapkan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial

Kesulitan atau masalah yang dihadapi manajer dalam menerapkan nilai, prinsip, metode, dan standar perilaku yang mengatur tindakan dan keputusan dalam konteks bisnis. Tantangan tersebut muncul dari berbagai sumber, antara lain :

  • Kesalahan umum dalam pengambilan keputusan etis, seperti tidak memperhitungkan implikasi sosial, lingkungan, atau moral dari suatu keputusan bisnis.
  • Praktik perusahaan tidak etis yang mendorong korupsi, penipuan, dan penyalahgunaan.
  • Harapan sosial yang berbeda. Misalnya perbedaan negara asal dan negara tujuan untuk keperluan bisnis.
  • Dampak terhadap keuntungan jangka pendek dan pemegang saham (misalnya penurunan kualitas produk, kesejahteraan karyawan atau tanggung jawab sosial).
  • Undang-undang tidak menerapkan syarat-syarat seperti pelanggaran hukum, hukum yang lemah atau praktik yang lemah.
  • Keseimbangan antara hak dan kewajiban, misalnya antara kebebasan berusaha dan perlindungan konsumen.
  • Konflik kepentingan (misalnya kepentingan pribadi, profesional, atau organisasi).

Untuk mengatasi tantangan ini, manajer harus memiliki kemampuan menganalisis situasi etika, menentukan solusi alternatif, menyeimbangkan nilai dan hasil, serta memilih tindakan yang paling konsisten dengan praktik bisnis. Manajer juga harus menciptakan budaya etika dalam organisasinya dengan menetapkan kebijakan etika, pelatihan, menetapkan standar, dan menentukan sanksi.

Hambatan menerapkan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial

Faktor-faktor yang menghalangi atau membatasi kemampuan manajer untuk bertindak secara etis berhubungan baik di dalam maupun di luar organisasi. Beberapa contoh hambatan tersebut adalah :

  • Data atau informasi yang dikumpulkan mungkin tidak akurat atau tidak tepat, sehingga dapat menyesatkan operator.
  • Manajer kurang terbuka dan enggan meminta ide atau pendapat bawahannya terhadap permasalahan yang dihadapi organisasi.
  • Manajer mendukung praktik bisnis yang tidak etis, menafsirkan ekspektasi masyarakat, fokus pada keuntungan jangka pendek dan kepentingan pemegang saham, fokus hanya pada hukum, bukan keseimbangan dan hak.
  • Diperlukan biaya tambahan untuk menjalankan proses bisnis di dalam perusahaan, seperti pelatihan, penilaian, dan sertifikasi.
  • Kesulitan memahami situasi yang tidak jelas, ambigu atau tidak bersahabat.
  • Jika praktik bisnis bertentangan dengan praktik bisnis normal atau menguntungkan, terdapat risiko hilangnya peluang bisnis atau kinerja buruk.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, manajer harus mengikuti proses pengambilan keputusan etis berikut :

  • 1. Menentukan fakta.
  • 2. Menentukan masalah etika
  • 3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama
  • 4. Menentukan alternatif
  • 5. Membandingkan nilai dan alternatif.
  • 6. Mengevaluasi hasil.
  • 7. Memilih tindakan yang tepat dan benar.

Selain itu, manajer juga harus fokus pada tanggung jawab sosial manajer, yaitu tanggung jawab manajer untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan saat menjalankan bisnis.

Meningkatkan kesadaran dan komitmen manajer 

Berikut beberapa tips yang bisa Anda coba untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen manajer terhadap etika bisnis saat mengambil keputusan manajerial di perusahaan :

1. Berkomitmen pada nilai-nilai etika 

Penting bagi perusahaan untuk menunjukkan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai etika dan menerapkannya dalam seluruh aspek bisnisnya. Komitmen ini harus dimulai dari manajemen senior dan meluas ke seluruh tingkatan organisasi.

2. Persetujuan pemangku kepentingan 

Perusahaan harus mengkomunikasikan visi, misi, dan nilai etikanya kepada pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, pemasok, komunitas, dan pemerintah. Selain itu, perusahaan harus mendengarkan dan menanggapi pandangan, keluhan dan saran pemangku kepentingan serta menjalin hubungan yang efektif dan berkelanjutan.

3. Pertimbangkan praktik etis 

Perusahaan harus melakukan evaluasi dan peninjauan terus menerus terhadap praktik etika mereka, baik secara internal maupun eksternal. Perusahaan harus mengukur dan melaporkan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari keputusan dan tindakan mereka, serta mengidentifikasi dan mengatasi masalah etika yang muncul.

4. Memberikan insentif untuk perilaku etis 

Perusahaan harus menawarkan penghargaan dan pengakuan kepada karyawan dan manajer yang menunjukkan perilaku etis, dan memberikan sanksi dan tindakan perbaikan kepada karyawan dan manajer yang tidak mematuhinya. Perusahaan juga harus menyediakan fasilitas dan sumber daya bagi karyawan dan manajer untuk mengambil keputusan kebijakan, termasuk pelatihan, panduan, dan sistem pengaduan.

5. Pembaruan kebijakan dan prosedur secara terus menerus 

Perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan undang-undang, peraturan, standar dan tren yang mempengaruhi praktik bisnis dan menyesuaikan kebijakan dan praktik mereka sebagai respons terhadap perubahaan ini. Perusahaan perlu terus berinovasi dan berbenah untuk menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan masyarakat.

Pengaruh etika bisnis terhadap kualitas pengambilan keputusan manajerial

Etika bisnis mempengaruhi kualitas keputusan manajemen karena :

  • Etika binis membantu kantor menjadi tempat yang produktif dengan menciptakan semangat profesional, saling menghormati dan meningkatkan informasi. Ketika orang-orang bersikap hormat, mereka merasa lebih baik dengan pekerjan mereka, yang berarti hubungan pelanggan yang lebih baik.
  • Etika bisnis mempertimbangkan konsekuensi sosial, lingkungan dan ekonomi dari berbagai keputusan dan tindakan yang diambil. Hal ini membantu mencegah dampak negatif terhadap perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
  • Proses bisnis melibatkan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan. Tingkatkan kepercayaan, loyalitas, dan keterlibatan di antara pemangku kepentingan perusahaan, seperti : karyawan, pelanggan, pemasok, mitra, dan komunitas.
  • Praktik bisnis yang mengurangi biaya dengan menghindari masalah internal atau eksternal yang mungkin timbul, mendorong karyawan untuk terus berkembang, melindungi prinsip kebebasan berdagang atau berbisnis, dan menciptakan keunggulan kompetitif. Hal ini dapat meningkatkan kinerja, efisiensi dan efektivitas perusahaan.

Pengaruh etika bisnis terhadap efektivitas pengambilan keputusan manajerial

Penggunaan etika bisnis dalam meningkatkan efektivitas keputusan manajerial kerena alasan berikut :

  • Etika bisnis dapat membantu manajer memilih solusi alternatif yang serupa dengan manusia dan organisasi sesuai dengan budaya dan nilai-nilainya. Hal ini membantu menghindari konflik kepentingan, salah tafsir atau pelanggaran hukum yang dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan atau pihak lain.
  • Etika bisnis dapat memperkuat reputasi, citra, dan kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, pelanggan, pemasok, mitra, dan pemegang saham. Hal ini tidak hanya memfasilitasi akses terhadap pasar dan modal, namun juga meningkatkan kredibilitas dan keterlibatan pemangku kepentingan.
  • Etika bisnis dapat menumbuhkan kreativitas, inovasi dan pembelajaran berkelanjutan dalam suatu perusahaan. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan kinerja, produktivitas dan kualitas produk atau jasa yang diberikan, namun juga dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
  • Etika bisnis dapat menciptakan budaya organisasi yang profesional, saling menghormati dan komunikatif. Hal ini tidak hanya meningkatkan motivasi, kepuasan, dan kesejahteraan karyawan, namun juga mengurangi gesekan atau gangguan internal yang dapat menghambat pengambilan keputusan.

Strategi dan kebijakan untuk penerapan etika bisnis

Etika bisnis dan keputusan manajerial berkaitan erat dengan konteks bisnis. Pengambilan keputusan berdasarkan etika bisnis menciptakan lingkungan kerja yang adil, transparan, dan akuntabel. Keputusan etis membantu perusahaan menjaga reputasi baik dan menghindari berbagai masalah hukum dan reputasi. Untuk menerapkan strategi dan kebijakan etika bisnis dalam keputusan manajerial, sebagai berikut :

  • Menetapkan standar perilaku yang diharapkan dalam organisasi, termasuk kode etik, nilai inti, dan misi perusahaan.
  • Membantu bisnis mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah etika yang mungkin timbul, termasuk konflik kepentingan, korupsi, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia.
  • Memberikan panduan kepada karyawan tentang cara mengambil keputusan kebijakan, termasuk pelatihan, konseling, dan nasihat.
  • Membangun kepercayaan dengan pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya melalui komunikasi yang terbuka, jujur, dan konsisten.
  • Menemukan keseimbangan yang tepat antara etika dan hasil, termasuk evaluasi dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari setiap keputusan.

Kombinasi strategi dan kebijakan tersebut dapat menciptakan lingkungan bisnis yang berfokus pada budaya, mendukung pertumbuhan berkelanjutan, dan membangun reputasi yang kuat di kalangan pemangku kepentingan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh manajer untuk menerapkan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial

Masalah etika bisnis mungkin muncul dalam keputusan manajerial karena adanya konflik kepentingan antara individu, organisasi, dan komunitas. Beberapa contoh permasalahan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial adalah :

  • Menyesatkan pelanggan dengan memberikan informasi palsu atau menyesatkan tentang produk atau layanan.
  • Melakukan korupsi dan suap dalam pembelian barang atau jasa.
  • Dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan diabaikan.
  • Eksploitasi pekerja karena upah rendah, kondisi kerja yang kejam atau diskriminatif.
  • Terlibat dalam penipuan pajak, pemerasan dan praktik akuntansi yang tidak patut.

Tindakan diatas dapat dipertimbangkan untuk menyelesaikan masalah etika bisnis ketika mengambil keputusan manajerial :

1. Kode Etik Perusahaan.
Menetapkan dan menerapkan kode etik perusahaan. Pastikan semua manajer memahami Kode Etik.

2. Pelatihan Etika.
Memberikan pelatihan etika kepada seluruh karyawan, khususnya manajer. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai etika dalam konteks bisnis.

3. Keterbukaan dan transparansi.
Mendorong keterbukaan dan transparansi dalam pengambilan keputusan. Komunikasi yang jelas dengan seluruh pihak terkait agar semua memahami dan menyetujui keputusan yang diambil.

4. Komunikasi Pemangku Kepentingan.
Melibatkan pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis dalam proses pengambilan keputusan untuk memastikan perspektif mereka dipertimbangkan.

5. Audit etika.
Melaksanakan audit etika secara berkala untuk menilai kepatuhan terhadap standar etika yang ditetapkan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

6. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR).
Berpatisipasi dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Hal ini dapat membangun reputasi yang baik dan menginspirasi keputusan bisnis yang etis.

7. Pengungkapan konflik kepentingan.
Menetapkan prosedur yang jelas dalam pengelolaan konflik kepentingan. Memastikan bahwa keputusan manajemen tidak dipengaruhi oleh kepentingan individu atau kelompok.

8. Kemungkinan Perbaikan.
Tetapkan hukuman atas pelanggaran etika dan pastikan hukuman tersebut diterapkan secara konsisten. Ini bisa menjadi cara untuk mendorong kepatuhan.

9. Bimbingan Etis.
Menyediakan sumber daya atau penasihat etis yang dapat memberikan panduan untuk menghadapi dilema etika dan membantu karyawan dan manajer mengambil keputusan yang baik.

10. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan.
Melakukan peninjauan terhadap kebijakan dan prosedur perusahaan. Hal ini memberikan ruang untuk perbaikan berkelanjutan seiring dengan perubahan lingkungan bisnis.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat menciptakan budaya perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip etika, mendukung keputusan manajerial yang jujur, dan mengurangi risiko terkait masalah etika.

Contoh perusahaan yang menerapkan etika bisnis 

Berikut beberapa contoh perusahaan yang menerapkan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial di perusahaan :

  • PT. Astra Internasional Tbk
    Salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, yang beroperasi di berbagai bidang termasuk  mobil, alat berat, pertanian dan jasa keuangan. Perusahaan ini menjunjung etika bisnis berdasarkan prinsip Catur Dharma yaitu menjadi aset berharga bagi negara dan bangsa, memberikan pelayanan pelanggan yang prima, menghargai sesama dan mengedepankan kerja sama, serta selalu mengupayakan yang terbaik. Perusahaan juga memiliki kode etik yang mengatur tindakan karyawan, manajer, dan eksekutif dalam menjalankan bisnisnya, termasuk pengambilan keputusan. Kode etik ini mencakup aspek-aspek seperti integritas, kejujuran, profesionalisme, tanggung jawab sosial, dan kepatuhan hukum.
  • PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
    Bank terbesar di Indonesia yang menawarkan berbagai layanan perbankan termasuk tabungan, pinjaman dan investasi. Perusahaan menggunakan etika bisnis berdasarkan nilai-nilai perusahaan yaitu profesionalisme, integritas, integrasi, inovasi dan pelayanan yang baik. Perusahaan juga memiliki kode etik yang mengatur tindakan karyawan, manajer, dan eksekutif dalam menjalankan bisnisnya, termasuk pengambilan keputusan. Kode etik ini berfokus pada aspek-aspek seperti kepatuhan hukum, perlindungan konsumen, pencegahan konflik kepentingan, pencegahan pelanggaran, dan tanggung jawab sosial.
  • Nike
    Nike telah menghadapi kritik dan protes atas pelanggaan hak buruh di negara-negara berkembang. Nike telah melakukan banyak hal untuk meningkatkan citra dan raputasinya, dengan cara :
    1. Menetapkan kode etik yang mengatur kondisi kerja, harga dan lingkungan pemasok.
    2. Membentuk Komite Tanggung Jawab Sosial Perusahaan untuk memantau dan meninjau praktik bisnis Nike.
    3. Melakukan audit independen terhadap pabrik yang memproduksi produk Nike.
    4. Memberikan program pelatihan, kesehatan dan kesejahteraan kepada karyawan.
    5. Berpartisipasi dengan inisiatif global untuk meningkatkan standar industri sepatu olahraga.
    Dengan cara ini, Nike menunjukkan bahwa etika bisnis bukan hanya tentang mematuhi hukum, namun juga tentang memenuhi harapan masyarakat, melindungi hak asasi manusia, dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Etika bisnis juga dapat memberikan manfaat bagi bisnis, termasuk peningkatan loyalitas pelanggan, merek yang lebih kuat, dan risiko hukum yang lebih rendah.

KESIMPULAN

Menerapkan etika bisnis pada pengambilan keputusan manajerial memiliki dampak positif yang signifikan. Dengan menetapkan nilai-nilai etika, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Keputusan manajerial yang berkaitan dengan etika bisnis dapat memperkuat kepercayaan pelanggan, membangun reputasi perusahaan, dan meningkatkan loyalitas karyawan.

Aspek keberlanjutan dalam keputusan manajerial juga mengarah pada praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial. Perusahaan yang mempertimbangkan dampak jangka panjangnya terhadap masyarakat dan lingkungan dapat beradaptasi lebih baik terhadap perubahan peraturan dan kebutuhan pasar.

Secara umum penerapan metode bisnis tidak hanya membuahkan hasil finansial, namun juga menciptakan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, etika bisnis tidak hanya menjadi pedoman pengambilan keputusan manajerial, tetapi juga menjadi landasan bagi pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis di era bisnis yang semakin sulit.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun