"Eyang nanti kita ambil singkong ya. Terus dibakar." (Ucap Adi)
     Â
      "Oke cucunya Eyang. (Sambil mengacungkan jempol). Singkong kita sudah banyak yang siap dipanen."
Rumah Eyang yang dikeliling pohon singkong di samping rumah dan banyak pepohonan besar di sekitarnya. Membuat suasana sejuk dan banyak suara hewan-hewan kecil. Mereka semua tampak bahagia dengan kesederhanaan dan kerukunan dari keluarga ini.Â
Pak Darma tampak menyiapkan api untuk membakar singkong. Adi, Bayu dan Eyang mengambil singkong dari tanah. Ibu menyiapkan minuman untuk mereka. Terdengar obrolan lucu dan tawa bahagia yang mereka ciptakan hari itu.
Sudah sore, Pak Darma dan keluarga pamitan untuk pulang ke rumah. Besok hari Senin, sehingga anak-anak perlu persiapan untuk sekolah besok. Begitu juga dengan Pak Darma harus menyiapkan diri untuk bekerja kembali mengayuh becak.
Beberapa hari ini rezeki Pak Darma narik becak ramai pelanggan. Penghasilan beliau meningkat. Mereka sangat bahagia karena bisa menabung lebih, namun sesuatu terjadi ketika Pak Darma mengayuh becaknya untuk mengantarkan barang dagangan milik pelanggan.Â
Saat melaju di jalanan yang penuh bebatuan tiba-tiba becak Pak Darma mengalami kerusakan. Pedal becak untuk mengayuh supaya bisa dijalankan ternyata lepas dan rantainya putus.Â
Ini terjadi karena usia becak Pak Darma sudah sangat tua. Padahal saat itu barang yang harus diantarkan oleh Pak Darma cukup banyak dan tempatnya masih ada sekitar 5 km. Â Â Â Â Â Â
"Pak tolong bantu saya." (Pak Darma meminta tolong kepada orang yang lewat di jalan saat itu).
"Mas/mbak, saya minta tolong."