"Bapak, hari ini ibu belum bisa menabung. Uang hasil menjahit habis untuk belanja kebutuhan makan."
Bu Minah, istri dari Pak Darma. Beliau adalah istri dan ibu yang sangat sabar serta penyayang. Berharap bisa mendapat uang tambahan untuk membantu sang suami. Pekerjaan menjahit ditekuni oleh Bu Minah.Â
Setiap ada orang yang membutuhkan jasa menjahit baju, beliau mengerjakan dengan penuh hati dan selesai tepat waktu. Sehingga banyak pelanggan yang sering balik lagi menjahitkan baju ke Bu Minah.
"Tidak apa-apa bu. Menabung semampunya kita. Nanti uang hasil narik becak akan bapak sisihkan untuk mengisi tabungan. Sementara ini yang penting kita cukup untuk makan." (Jawab Pak Darma menenangkan Bu Minah)
Pagi itu bapak berangkat lebih awal. Becak yang sudah di bersihkan tampak mengkilap. Dikayuhnya dengan hati bahagia. Berharap hari ini akan banyak penumpang. Pak Darma menuju pasar di dekat kota.Â
Kalau masih pagi seperti ini orang-orang ramai belanja di pasar. Di sana sudah banyak penarik becak lainnya yang sudah berbaris rapi bersama becak-becaknya.
"becak..becak..becak..becak..."
Ramai suara orang menawarkan becaknya masing-masing. Pak Darma berjalan ke dekat pintu pasar sambil menunggu pelanggan yang mau menggunakan jasa becak Pak Darma.
"Bu becak bu...silahkan. Bisa saya bantu belanjaannya. Mari bu..becak..becak.."
Pak Darma terus menawarkan jasanya. Banyak pengayuh becak lainnya yang menawarkan. Meskipun berada di satu tempat yang sama para pengayuh becak itu tidak ada yang merasa iri apabila ada kawannya mendapat pelanggan terlebih dahulu.Â
Mereka saling berbagi pelanggan apabila ada kawan yang belum mendapat tumpangan becak hari ini. Contohnya adalah Pak Darma. Hari itu becak beliau ramai pelanggan. Sewaktu di pasar ada ibu-ibu yang minta tolong untuk membawa dan mengantarkan belanjaan menuju rumahnya.Â