Mohon tunggu...
ijul35
ijul35 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia - Malaysia: Memandang Indonesia dari Seberang

3 September 2010   05:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Anggapan Masyarakat Malaysia mengenai Indonesia

 

Terkait dengan sikap merendahkan orang Indonesia ini, terlihat dari panggilan "Indon" kepada orang kita. Lucunya, atau ironisnya, orang Indonesia, terutama para pekerja rendah kita di sana, tidak menyadari bahwa panggilan ini adalah panggilan yang merendahkan dan mereka dengan sukacita menyebut diri mereka sebagai orang Indon. Baru-baru ini dalam sebuah percakapan dengan seorang pekerja rumah tangga asal Indonesia, ia bertanya pada saya, apakah saya orang Indon. Tegas saya katakan," saya orang Indonesia dan Anda juga orang Indonesia, bukan Indon." Tapi saya ragu dia memahami maksud saya.

 

Nah, jadi kira-kira dapat kita bayangkan sekarang bahwa orang Malaysia yang 'truly Asia' itu dikarenakan berbagai faktor dan sebab, kurang peduli dengan isu-isu nasional maupun internasional negaranya dan cenderung menyerahkan pada pemerintah mereka, yang memang sangat dominan. Selain itu seperti telah dikemukakan sebabnya di atas, mereka agak menganggap rendah orang (bukan bangsa!) dari Indonesia. Kita mungkin bisa berargumen, mengapa mereka melupakan sejarah? Bukankah mereka (bangsa Melayu) juga berasal dari Nusantara dan sebagian generasi mudanya memiliki orangtua dari Indonesia yang hijrah ke Malaysia di tahun 1970-an untuk menjadi guru, dokter dan sebagainya? Sedihnya, saya memperoleh beberapa kisah mengenai warga Malaysia yang berayah-ibu Indonesia yang tak mau mengekspos atau cenderung menutupi asal jati dirinya sebagai orang keturunan Indonesia, seolah ada rasa malu sebagai orang Indonesia. Meskipun, bsa jadi itu juga karena mereka sudah benar-benar merasa sebagai orang Malaysia dan menghormati negara baru mereka. Namun sekali lagi, mengapa menutupi sejarah jika bukan karena malu? Atau takut? Atau memang karena mentalitasnya adalah 'tak kisah' tadi? Entahlah.

 

Bangsa Malaysia dan Sejarah

 

Nampaknya bangsa Malaysia memang tidak terlalu peduli dengan sejarah mereka. Dengan komposisi penduduk seperti tertulis di atas, siapakah lagi yang akan memikirkan dan peduli dengan asal usul dan sejarah? Bangsa Melayu yang cenderung cuek? Bangsa Cina dan India yang punya budaya asli dan sejarah panjang mereka sendiri? Kemerdekaan yang diperoleh pada 31 Agustus tepat 53 tahun yang lalu pun nampaknya taken for granted, istilah bahasa Inggrisnya, oleh mereka. Ada yang membandingkannya dengan Indonesia, di mana Indonesia memperoleh kemerdekaan dengan darah dan airmata dan perjuangan untuk merebutnya, Malaysia menerimanya sebagai hadiah dari Inggris sebagai sesuatu yang sudah saatnya diperoleh sesuai dengan trend dekolonialisasi saat itu. Saat ini pemerintah Malaysia di bawah Najib mencoba mengangkat rasa persatuan bangsa Malaysia dengan program 1 Malaysia (Satu Malaysia) yang mirip dengan Sumpah Pemuda kita 82 tahun yang lalu. Ide semacam Satu Malaysia memang sudah pernah digagaskan sebelumnya namun pemerintahan kali ini lah yang lebih serius menggarapnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun