Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan yang Disambangi Ka'bah

11 Juni 2021   09:55 Diperbarui: 11 Juni 2021   10:10 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu melihat namanya masuk dalam daftar orang-orang yang melaksanakan haji tahun ini, ibu Murni segera mengambil ponsel samsung keluaran terbarunya.  Jepreet....! Foto daftar calon jemaah haji yang naik tahun ini dan salah satunya adalah namanya, bersemayam damai di ponsel androidnya. 

Di atas mobil pribadinya, dalam perjalanan pulang, foto itu dipostingnya. Di beranda facebooknya muncullah hasil postingannya, foto daftar nama-nama yang naik haji, tentu dengan nama ibu Murni di antaranya. Mungkin kurang puas hanya di facebook, ia juga menayangkan di dinding instagram-nya. Tidak lupa dibubuhinya kalimat, "Syukur al-hamdulillah, akhirnya ditakdirkan melaksanakan rukun Islam yang kelima."

Tidak berselang lama, postingannya segera dibanjiri komentar. Kebanyakan memberikan doa-doa terbaik dan ikut merasa gembira. Ibu Murni tersenyum-senyum sendiri melihat komentar-komentar di berandanya.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya laki-laki di sampingnya tiba-tiba. Laki-laki yang tak lain suaminya sendiri.

Ia berpaling sesaat dan tersenyum, lalu memperlihatkan postingannya di facebook.

"Ini banyak komentar yang mendoakan kita.  Alhamdulillah ya...pak, akhirnya kita bisa berhaji."

Sekilas suaminya melirik ke ponsel ibu Murni, lalu mengangguk kecil. Entah mengangguk karena apa. Apakah karena postingan istrinya atau ucapan ibu Murni yang menyebutkan kalimat Alhamdulillah...

Tidak berselang lama setelah Ibu Murni dan suaminya dipastikan naik haji tahun ini, mereka segera menggelar upacara assalama (selamatan). Nyaris seluruh orang di kampungnya diundang, termasuk para tetangganya. Salah seorang tetangganya adalah ibu Saminah, seorang janda sederhana yang tinggal bersama dengan dua anaknya. Dua tahun yang lalu suami ibu Saminah meninggal dunia.

Dibanding ibu Murni, ibu Saminah memang dikenal warga sekitar hanyalah seorang ibu biasa. Ia tidak mencolok dalam hal apa pun. Di Majlis Ta'lim, meski pun ia rajin datang, ibu Saminah hanyalah anggota biasa. Saat mengikuti pengajian dia lebih banyak diam, menyimak, sesekali tersenyum. Ibu Saminah juga tak pernah terdengar namanya disebut panitia Masjid sebagai penyumbang.

Hanya dua hal yang melekat dalam ingatan warga tentang ibu Saminah. Pertama, kebiasaannya memutar lagu kasidah dari radionya di sore hari. Lagu kasidah  dari 'Nasyidah Ria'. Yang paling sering diputarnya adalah lagu "Panggilan Haji." Lagu kasidah saat ini sebenarnya sudah tidak lazim lagi. Tetapi tidak demikian dengan ibu Saminah. Ia masih terus merawat kasidah dengan menyimak dendangnya dari radio tua miliknya.

Warga hafal, jika lewat di depan rumah ibu Saminah di sore hari, maka sangat mungkin akan disongsong lagu kasidah. Dan kemungkinan kedua, lagu kasidahnya adalah "Panggilan Haji".  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun