Mohon tunggu...
Iis Sakila
Iis Sakila Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Menulislah supaya perjalanan hidupmu dikenang orang...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Pembelajaran Guru Penggerak

14 Februari 2023   10:34 Diperbarui: 14 Februari 2023   15:35 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat adalah pengambilan keputusan yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dan mampu mengakomodir semua pendapat dari berbagai pihak. Pengambilan keputusan yang tepat akan tercapai melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dengan mengikuti ke 9 langkah pengujian keputusan, pengambilan keputusan setiap masalah dapat dianalisis dengan cermat dan akurat, sehingga setiap masalah dapat diselesaikan dengan benar dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif aman dan nyaman. Menciptakan lingkungan positif juga dapat diwujudkan dengan melakukan prakarsa perubahan melalui tahapan BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi).

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan muncul baik secara internal maupun eksternal. Secara internal muncul dari dalam diri sendiri, pada saat kasus berhubungan dengan pribadi dan yang berhubungan dengan perasaan. Secara eksternal dari lingkungan sekitar, perubahan paradigma, sistem yang berlaku maupun budaya sekolah. Tantangan tersebut contohnya ketika sistem yang berlaku memaksa guru untuk memilih dua pilihan yang membuat keputusan tidak tepat dan tidak berpihak pada murid, keputusan yang diambil tidak melibatkan warga sekolah dan tidak mengakomodir pendapat orang lain, dan tidak semua pihak berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan hasil bersama.

Ada 3 prinsip yang dapat membantu kita untuk meghadapi tantangan-tantangan tersebut dalam mempertimbangkan sebuah keputusan yaitu yang pertama prinsip berpikir hasil akhir (End Based Thinking), dimana keputusan mementingkan hasil akhir. Kedua berpikir berbasis peraturan (Rule Based Thinking), dimana mengambil keputusan tanpa memikirkan konsekuensi tapi memikirkan prinsip-prinsip yang mendalam. Ketiga prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking), dimana kita memposisikan diri di posisi orang lain. Dengan menggunakan prinsip di atas, kita akan lebih mudah menghadapi tantangan-tantangan dalam mengambil keputusan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Sebagai guru/pemimpin dalam mengambil keputusan harus memikirkan apakah keputusan yang dimbil tepat atau tidak, apakah berpihak pada murid dan mampu memerdekakan murid atau tidak. Semuanya harus dipikirkan dengan pertimbangan yang matang. Karena pengaruhnya akan berdampak bagi siswa dalam pembelajarannya sehingga siswa mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Dalam memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda, guru mengambil keputusan dengan menerapkan pembelajaran yang mampu memenuhi perbedaan tersebut, yaitu pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang dalam kegiatannya melalui identifikasi kebutuhan belajar murid, memetakannya dan memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda berdasarkan aspek kesiapan belajar, minat dan profil belajar siswa. Sehingga guru perlu menyiapkan bahan dan sumber belajar berbeda (diferensiasi konten), menyiapan proses pembelajaran dari gaya belajarnya (diferensiasi proses), dan membebaskan murid menghasilkan sebuah karya (diferensiasi produk).  Dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi, guru mengambil keputusan yang tepat untuk memerdekakannya dalam belajar sesuai perbedaan kemampuan dan kebutuhannya. 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Berdasarkan filosofi Ki Hadjar Dewantara, guru dalam merancang pembelajaran harus sesuai dengan kodrat anak, baik kodrat alam maupun kodrat zaman. Sesuai kodrat alam, rancangan pembelajaran disesuaikan dengan kultural masyarakat sekitar dan lebih kontekstual. Dan sesuai kodrat zaman, pembelajaran yang dirancang mengikuti perkembangan abad 21 dengan penggunaan IT dan internet. Melalui rancangan yang sesuai dengan kodratnya, guru mengambil keputusan yang tepat demi kehidupan masa depannya murid.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?       

  • Kaitan antara modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin  dan modul 1.1 filosofi pendidikan KHD, yaitu setiap pengambilan keputusan yang menjunjung nilai-nilai kebajikan akan diteladani siswa, sesuai 3 semboyan pratap triloka KHD. Dan mengambil keputusan untuk masa depan murid dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat murid.
  • Kaitan modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin  dan modul 2.1 nilai-nilai dan peran guru penggerak, yaitu nilai-nilai guru penggerak yang tertanam dalam diri seorang guru, mampu membimbingnya mengambil sebuah keputusan yang tepat.
  • Kaitan modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin  dan modul 2.3 coaching untuk supervisi akademik, yaitu dalam proses pengambilan keputusan dengan keterampilan coaching dapat mengembangkan dan memaksimalkan potensi untuk mengambil keputusan yang tepat.
  • Kaitan modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin  dan modul 2.2 pembelajaran sosial emosional, yaitu dalam mengambil keputusan sebagai guru/pemimpin mampu mengelola dan menyadari sosial emosionalnya agar mampu mengambil keputusan dengan tenang, sadar dan tepat.
  • Kaitan modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin  dan modul 1.3 visi guru penggerak, yaitu pengambilan keputusan dengan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan dan melakukan prakarsa perubahan melalui tahapan BAGJA akan menciptakan lingkungan positif, kondusif, aman dan nyaman (wellbeing)
  • Kaitan modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin  dan modul 2.1 pembelajaran berdiferensiasi, yaitu pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda.
  • Kesimpulannya, modul 3.1 saling berkaitan dengan modul-modul guru penggerak sebelumnya. Dimana pengambilan keputusan yang tepat dapat dilakukan dengan praktik coaching, melakukan prakarsa perubahan, dan dengan didasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 pengujian keputusan. Dengan tertanam nilai-nilai guru penggerak dalam diri guru/pemimpin akan membimbing dan menghasilkan pengambilan kepeutusan yang berpihak pada murid dan menciptakan wellbeing di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun