Aku terpaku, kala tangan cantik nan lentik menghidangkan kopiku. Tak ada kuku panjang khas gadis kota. Hanya ada kuku-kuku mungil yang bersih dan berwarna bening kemerah-jambuan.
Mataku otomatis menyusuri tangan itu hingga kudapati wajah cantik dengan hijab coklat muda senada dengan baju gamisnya.Â
"Cantiknya..." gumanku.
Dia tersenyum, membuatku mematung seketika.
"Ada lagi yang dibutuhkan pak?" Tanyanya.
"Ti-tidak, cukup. Thank you" terbata kujawab pertanyaannya.Â
Dia berlalu meninggalkanku, aku yang masih mematung menatap punggungnya. Seketika aku mengulum senyum. Tak sadar ternyata Manejer Restoran sudah di depanku.
"Silahkan dinikmati kopinya Pak" Tawarnya menunjuk cangkirku.
Aku menyesap kopiku.
Pikiranku masih dibayangi gadis cantik pramusaji tadi. Cantik alami. Wajahnya bening. Tak ada riasan menonjol, hanya dengan Make Up minimalis yang sempurna serta bibir mungil berwarna merah muda yang diolesi lipbalm seadanya.Â
Sungguh menawan.